SUDAN - Pemimpin Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan telah memperingatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa perang di negaranya bisa meluas ke negara-negara tetangganya di Afrika.
Dalam pidatonya, dia juga mendesak masyarakat internasional untuk menyebut lawannya, Pasukan Dukungan Cepat (RSF), sebagai kelompok teroris.
Berbicara kepada PBB pada Kamis (21/9/2023), Jenderal Burhan mengatakan partainya terbuka untuk perundingan perdamaian, dan ingin mengakhiri perang ini dan meringankan penderitaan rakyat, namun dia mengatakan RSF menolaknya.
Jenderal Burhan, yang menjadi pemimpin de facto Sudan setelah kudeta pada 2021, telah berkeliling dunia untuk mencari dukungan internasional.
Saat berbicara di PBB, ia juga menyinggung hubungan RSF dengan Wagner, kelompok tentara bayaran Rusia yang beroperasi di seluruh Afrika di Republik Afrika Tengah, Sudan, Libya, Mozambik dan Mali.
“Bahaya perang ini sekarang menjadi ancaman terhadap perdamaian dan keamanan regional dan internasional karena para pemberontak mencari dukungan dari kelompok penjahat dan teroris dari berbagai negara di kawasan dan dunia,” katanya, dikutip BBC.
Jenderal Burhan juga berpendapat bahwa RSF harus dianggap sebagai kelompok teroris karena mereka "mendukung pembunuhan, pembakaran, pemerkosaan, pemindahan paksa, penjarahan, pencurian, penyiksaan, perdagangan senjata dan obat-obatan terlarang, membawa tentara bayaran atau merekrut anak-anak".