Komunitas Ekonomi regional Negara-negara Afrika Barat (Ecowas), yang didukung oleh Perancis, telah mengancam akan melakukan intervensi militer di Niger untuk mengembalikan jabatan Bazoum. Namun sejauh ini pihaknya belum bertindak.
Para pemimpin militer Niger mengatakan kepada duta besar Perancis Sylvain Itte bahwa dia harus meninggalkan negara itu setelah mereka menggulingkan Bazoum pada 26 Juli lalu.
Namun, ultimatum 48 jam agar dia mundur, yang dikeluarkan pada bulan Agustus, masih berlaku karena pemerintah Prancis menolak untuk mematuhinya, atau mengakui rezim militer sebagai rezim yang sah.
Pernyataan Macron juga muncul beberapa jam setelah pemimpin kudeta Niger melarang "pesawat Prancis" terbang di atas negara tersebut.
Organisasi keselamatan udara regional, ASECNA, mengatakan bahwa wilayah udara Niger "terbuka untuk semua penerbangan komersial nasional dan internasional kecuali pesawat Prancis atau pesawat yang disewa oleh Prancis termasuk milik maskapai penerbangan Air France".
Wilayah udara akan tetap ditutup untuk semua penerbangan militer, operasional dan khusus lainnya, kecuali mendapat izin sebelumnya.
Air France mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya tidak terbang di atas wilayah udara Niger.
(Susi Susanti)