"Jadi pola makan juga mempengaruhi remaja putri kita sekarang. Boleh diet. Diet karbohidrat, protein jangan. Kalau protein dikurangi, tidak akan berkembang selnya. Kalau protein yang berkurang, itu membuat otak bayi dan balita lamban berkembang. Keturunan tidak membuat stunting. Sepanjang anak diberi asupan gizi yang bagus dan ditambah dengan olahraga, mudah-mudahan anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya," tuturnya.
Disinggung mengenai remaja putri yang tidak bersekolah, dr Irma menyebut ke depannya akan ada program Posyandu Remaja. Suatu kegiatan Posyandu yang terintegrasi sasarannya dari bayi sampai lansia termasuk remaja. Jadi diharapkan remaja yang putus sekolah, nanti mengunjungi Posyandu ini.
"Di Kota Pematang Siantar, sampai Agustus 2023, ada 216 kasus stunting dari yang kita timbang 10.768 bayi. Stunting itu di balita, jadi kita kejar anak agar tidak jatuh dalam stunting. Sudah kita mulai dari ibu hamil, kita imunisasi. Minimal 6 kali ibu selama hamil berkunjung ke tenaga kesehatan. Satu kali triwulan pertama, 2 kali triwulan kedua, dan 3 kali di triwulan ketiga," tutur Irma. (Adv).
(Karina Asta Widara )