“Ini sebagian disebabkan oleh masalah yang belum terselesaikan,” katanya.
Uni Emirat Arab (UEA), yang menormalisasi hubungan dengan Israel sebagai bagian dari kesepakatan penting tahun 2020, mengatakan pihaknya mengharapkan lebih banyak pertemuan DK PBB mengenai krisis ini.
“Saya pikir semua orang memahami bahwa saat ini, situasinya sangat memprihatinkan,” kata Duta Besar UEA Lana Zaki Nusseibeh.
“Banyak anggota Dewan percaya bahwa cakrawala politik yang mengarah pada solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik ini,” katanya.
Baik Israel maupun Otoritas Palestina (PA), yang berbasis di Tepi Barat dan merupakan saingan politik Hamas, tidak menghadiri pertemuan tersebut karena mereka saat ini berada di Dewan Keamanan.
Duta Besar Palestina Riyad Mansour meminta para diplomat untuk fokus mengakhiri pendudukan Israel.
“Sayangnya, sejarah bagi beberapa media dan politisi dimulai ketika warga Israel terbunuh,” katanya.