Kini, pertanyaan tentang bagaimana para militan mampu melancarkan serangan yang begitu besar dan terkoordinasi tanpa memicu kekhawatiran intelijen Israel telah menjadi tantangan besar bagi para militan pemerintahan ultranasionalis Netanyahu. Gempuran Hamas kali ini menewaskan lebih banyak warga Israel dibandingkan serangan apa pun sejak pemberontakan Palestina kedua terjadi pada dua dekade lalu.
Para pendukung pemerintah memperkirakan Netanyahu dan para menteri garis keras yang memiliki sejarah retorika anti-Arab seperti Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir akan mengambil sikap yang sangat agresif terhadap Palestina. Mereka diprediksi juga akan menanggapi ancaman dari militan di Gaza dengan lebih tegas.
Ketika para analis politik mengecam Netanyahu atas kegagalan tersebut, dan jumlah korban meningkat, Netanyahu menghadapi risiko kehilangan kendali atas pemerintahannya dan negaranya.
2. Bagaimana Hamas Dapat Melakukan Penyerangan?
Hamas mengklaim pasukannya berhasil menyandera beberapa warga Israel di daerah kantong tersebut. Mereka merilis video mengerikan. Mereka mengklaim perwira senior militer Israel termasuk di antara para tawanan.
Video-video tersebut tidak dapat segera diverifikasi tetapi terlihat sesuai dengan fitur geografis di wilayah tersebut. Kekhawatiran bahwa warga Israel telah diculik mengingatkan kita pada penangkapan tentara Gilad Shalit pada 2006. Para militan menangkap dia dalam serangan lintas perbatasan. Hamas menahan Shalit selama lima tahun sampai dia ditukar dengan lebih dari 1.000 tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.