IRAN - Presiden Iran Ebrahim Raisi menuduh Israel melakukan 'genosida' ketika terus menyerang sasaran di Gaza.
Raisi juga mengatakan pengepungan di Gaza – di mana air, listrik dan bahan bakar terputus – melanggar semua perjanjian internasional.
Dikutip BBC, Iran diketahui mendanai dan memperlengkapi Hamas di Gaza. Namun pada Selasa (10/10/2023), Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan negaranya tidak berada di balik serangan mematikan akhir pekan lalu terhadap Israel.
Namun dia mengatakan akan "mencium tangan" orang-orang yang merencanakan serangan itu.
Sementara itu, Menteri Energi Israel Israel Katz mengatakan pengepungan Gaza tidak akan berakhir sampai sandera Israel dibebaskan.
Dalam sebuah postingan di media sosial, Israel Katz mengatakan tidak ada "saklar listrik yang akan dinyalakan, tidak ada hidran air yang akan dibuka dan tidak ada truk bahan bakar yang akan masuk" sampai "korban penculikan" bebas.
Israel menghentikan pasokan ke Jalur Gaza setelah serangan Hamas dilakukan pada Sabtu (7/10/2023).
Seperti diketahui, 5.000 roket Hamas ditembakkan ke Israel pada Sabtu (7/10/2023). Kemudian Iarsel mebalsa sernagan itu dengan serangan udara besar-besasran.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza pada Kamis (12/10/2023) mengatakan setidaknya 1.203 warga Palestina telah tewas dan 5.763 lainnya terluka sejak pemboman Israel di Gaza dimulai pada Sabtu (7/10/2023).
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina mengatakan lebih dari 338.000 orang telah mengungsi. Sebagian besar berlindung di rumah sakit dan sekolah-sekolah PBB.
Perusahaan Penyiaran Israel mengumumkan bahwa jumlah kematian orang Israel akibat operasi Hamas telah meningkat menjadi 1.300 orang.
(Susi Susanti)