Beberapa dari sekutu tersebut merupakan bagian dari “poros Syiah” yang terbentang dari paramiliter Syiah di Irak, Hizbullah di Lebanon, hingga kelompok minoritas Alawi yang berkuasa di Suriah, sebuah cabang dari Islam Syiah.
Organisasi yang berada di puncak jaringan milisi Iran adalah Hizbullah – yang didirikan di Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah, pada 1982 setelah Israel menginvasi Lebanon selama perang saudara pada 1975-1990.
Hizbullah mengebom sasaran-sasaran AS dan melakukan penyanderaan dan pembajakan, mengusir Israel dari Lebanon pada 2000 dan kemudian secara bertahap menguasai negara Lebanon.
Iran memanfaatkan kesempatan untuk membujuk Hamas pada 1992 ketika Israel mendeportasi sekira 400 pemimpin Hamas ke Lebanon, kata sumber yang dekat dengan Hamas. Iran dan Hizbullah menjamu para anggota Hamas, berbagi teknologi militer dan melatih mereka membuat bom rakitan untuk serangan bunuh diri, tambah sumber tersebut.
Baraka, pejabat Hamas, mengatakan tujuan akhir serangan 7 Oktober terhadap Israel adalah untuk membebaskan 5.000 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Mereka juga berhadap aksinya dapat menghentikan serangan Israel terhadap Masjid Al Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam, dan mencabut blokade Gaza yang telah berlangsung selama 16 tahun.