GAZA - Ghassan Abu-Sittah, seorang dokter dari London yang bekerja di Gaza, menggambarkan apa yang terjadi pada Selasa (17/10/2023) malam, ketika ledakan terjadi di rumah sakit Al Ahli.
“Saya berada di ruang operasi ketika rudal menyerang,” katanya, dikutip BBC.
“Langit-langit ruang operasi menimpa kami,” lanjutnya.
“Ada ratusan yang meninggal, ada yang diamputasi, ada yang diamputasi primer,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa 40% pasien yang dia temui adalah anak-anak dan mereka semua telah kehilangan satu atau dua orang tua dan sayangnya anak-anak ini memiliki jalan pemulihan yang sangat panjang.
Seperti diketahui, pejabat kesehatan Palestina kini mengatakan setidaknya 471 orang tewas akibat ledakan di sebuah rumah sakit di Kota Gaza pada Selasa (17/10/2023) malam. Mereka menyalahkan serangan udara Israel, namun militer Israel mengatakan ledakan itu disebabkan oleh kegagalan peluncuran roket yang dilakukan oleh kelompok militan Jihad Islam Palestina.
Wartawan BBC Rushdi Abu Alouf mengunjungi lokasi kejadian dan menemukan bahwa petgas terus mengumpulkan bagian tubuh yang bergelimpangan.
Kasur yang berlumuran darah berserakan di halaman rumah sakit Arab Al-Ahli, bersama dengan pakaian dan barang-barang pribadi yang tertinggal dalam kekacauan setelah ledakan dan kebakaran besar yang diakibatkannya.
Bangunan di sekitarnya juga rusak, tampaknya bopeng akibat pecahan peluru. Namun tidak ada kawah tumbukan besar yang terlihat.
Ada suasana panik, ketika orang-orang kesulitan memahami apa yang terjadi di tempat yang seharusnya dilindungi hukum kemanusiaan internasional.
(Susi Susanti)