Hamas juga menambahkan bahwa seseorang yang menjabat sebagai kepala biro politik diharapkan dapat tinggal di luar Jalur Gaza untuk menjalankan tugas dan tujuannya.
"Haniyeh akan tetap berada di luar negeri dan terus menjalankan Hamas hingga dia menyelesaikan semua tugas dan semua tujuan dari tur luar negerinya," demikian laporan Hamas pada tahun 2020.
Qatar, negara yang menjadi rumah bagi kantor politik Hamas sekaligus pemimpinnya, telah berkomitmen pada perannya sebagai mitra dalam menciptakan perdamaian dan mediator dalam menyelesaikan konflik antara Hamas dengan Israel dan para sekutunya.
Dikutip dari Le Monde, upaya Qatar dalam mengatasi konflik Israel-Hamas adalah dengan menjaga saluran komunikasi tetap terbuka dengan semua pihak terkait. Negara emirat kecil ini berharap dapat membuat mediasi antara pemimpin Hamas yang menetap di Qatar dan juga perwakilan dari Israel.
(Susi Susanti)