Hal ini memberikan wawasan baru tentang mengapa Israel dan AS begitu terpukul oleh serangan Hamas, yang menyebabkan setidaknya 1.500 pejuang menyerbu perbatasan ke Israel dalam sebuah operasi yang menewaskan sedikitnya 1.400 warga Israel.
CNN belum melihat intelijen spesifiknya tetapi berbicara dengan sumber yang mengetahui hal tersebut. Kantor Direktur Intelijen Nasional AS menolak berkomentar dan kedutaan Israel di Washington tidak menanggapi permintaan komentar.
CNN sebelumnya memberitakan, serangkaian peringatan strategis dari badan intelijen AS dan Israel tidak membuat pejabat kedua negara mengantisipasi peristiwa 7 Oktober.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam bahasa sehari-hari menyebut terowongan yang dibangun oleh Hamas selama lima belas tahun terakhir ini sebagai “metro Gaza.” Terowongan tersebut membentuk sebuah labirin luas yang digunakan untuk menyimpan roket dan amunisi, serta menyediakan jalan bagi militan untuk bergerak tanpa diketahui. IDF juga mengatakan di sana terdapat pusat komando dan kendali penting Hamas.
Yocheved Lifshitz, seorang nenek berusia 85 tahun yang merupakan salah satu dari dua sandera yang dibebaskan oleh Hamas pada Senin (23/10/2023), mengatakan setelah dia diculik, dia dibawa ke jaringan terowongan dan tidur di kasur di lantai salah satu terowongan tersebut.
Menurut sumber yang mengetahui serangan Hamas, sel kecil tersebut menunggu hingga sebelum serangan dilancarkan untuk mempersiapkan kelompok pejuang yang lebih besar di atas tanah untuk melaksanakan operasi khusus tersebut. Salah satu sumber mengatakan bahwa meskipun komandan unit darat dan pejuang dilatih selama berbulan-bulan dan selalu berada dalam kondisi kesiapan umum, mereka hanya diberitahu tentang rencana spesifik pada hari-hari menjelang operasi.