Dia menjelaskan tindakan massa tersebut merupakan “tikaman dari belakang” bagi para patriot Dagestan, termasuk mereka yang bertempur di Ukraina dalam angkatan bersenjata Rusia.
"Apa yang terjadi di bandara kami sangat keterlaluan dan harus mendapat penilaian yang sesuai dari penegak hukum. Ini akan dilakukan," tulisnya.
Kementerian luar negeri Israel mengatakan duta besar Israel di Moskow bekerja sama dengan pihak berwenang Rusia, dan menambahkan bahwa Israel "melihat dengan serius upaya untuk menyakiti warga negara Israel dan orang Yahudi di mana pun".
“Israel mengharapkan otoritas penegak hukum Rusia untuk melindungi semua warga negara Israel dan orang Yahudi, siapa pun mereka, dan mengambil tindakan tegas terhadap para perusuh dan terhadap hasutan tak terkendali yang ditujukan kepada orang Yahudi dan Israel,” kata pernyataan kementerian tersebut.
Pada Sabtu (28/10/2023), kerumunan orang di kota Khasavyurt di Dagestan berkumpul di luar sebuah hotel tempat mereka yakin beberapa warga Israel menginap.
Para pengunjuk rasa melemparkan batu ke jendela dan sebuah tanda dipasang di pintu bertuliskan: "Dilarang masuk bagi warga negara Israel… (Yahudi)."
Belakangan, polisi dilaporkan membiarkan beberapa orang masuk ke hotel sehingga mereka dapat melihat sendiri bahwa tidak ada orang Israel di sana.
Dagestan bukan satu-satunya wilayah di Kaukasus Utara yang dilanda kerusuhan.
Sebuah pusat Yahudi di Republik Kabardino-Balkaria dibakar pada akhir pekan lalu.
Akhmed Dudayev, Menteri Penerangan Chechnya, telah mengimbau masyarakat untuk tidak “mengikuti jejak provokator”.
“Kami tidak bisa membiarkan hasutan kebencian etnis! Tetap waspada dan jangan biarkan diri Anda disesatkan!” tulisnya di Telegram.
(Susi Susanti)