SURIAH – Pasukan Amerika Serikat (AS) kembali diserang sebanyak delapan kali sejak Jumat (3/11/2023) pagi oleh serangan drone satu arah dan serangan roket di Irak dan Suriah ketika pasukan AS menghadapi peningkatan serangan dari kelompok yang didukung Iran.
Insiden-insiden baru ini yang terjadi yakni satu kali insiden pada Jumat (3/11/2023) sore, satu lagi pada Sabtu (4/11/2023), lima lagi pada Minggu (5/11/2023), dan satu lagi pada Senin (6/11/2023) pagi – menandai total setidaknya 38 serangan terhadap pasukan AS dan koalisi di kedua negara tersebut sejak 17 Oktober lalu, tepatnya 10 hari setelah dimulainya perang berdarah antara Israel dan Hamas.
CNN melaporkan bahwa Iran berusaha memanfaatkan reaksi balik dari dukungan AS terhadap Israel, dan meskipun Teheran mungkin tidak secara eksplisit mengarahkan serangan terhadap kelompok tersebut, namun hal ini tampaknya memberikan dorongan bagi Iran.
Meskipun peningkatan serangan dimulai setelah serangan brutal Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, para pejabat Pentagon menolak untuk menarik korelasi langsung antara peningkatan serangan dan konflik di Gaza, namun memaksa pasukan AS mundur dari wilayah itu.
“Tujuan strategis Iran sejak lama, jauh sebelum tanggal 7 Oktober, adalah memaksa pasukan AS mundur dari kawasan,” kata seorang pejabat senior pertahanan pada 30 Oktober lalu.
“Kami telah menempatkan puluhan ribu pasukan AS di seluruh kawasan selama dekade. Kami telah meningkatkan postur pertahanan udara kami. Sebagian besar serangan ini tidak berhasil. Namun tujuan strategis Iran tidak berubah,” lanjutnya.