WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mengatakan Israel akan mulai menerapkan jeda operasi militer mereka terhadap Hamas selama empat jam di area Gaza utara setiap hari, mulai Kamis (9/11/2023).
Pengumuman oleh Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby disampaikan ketika pasukan Israel bertempur melawan militan Hamas di Kota Gaza, sementara lebih banyak warga sipil Palestina melarikan diri dari kota itu.
Jeda-jeda itu akan memberi warga Palestina waktu untuk melarikan diri dengan menggunakan dua jalur kemanusiaan dan merupakan terobosan penting untuk mengurangi korban perang, kata Kirby.
“Kami telah diberitahu oleh Israel bahwa tidak akan ada operasi militer di area-area ini selama durasi jeda, dan bahwa proses ini dimulai hari ini,” kata Kirby sebagaimana dilansir VOA Indonesia.
Ia menambahkan, gagasan mengenai jeda itu disampaikan dalam diskusi antara Presiden AS Joe Biden dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Selain pertempuran darat di kota terbesar Jalur Gaza itu, pasukan Israel juga terus melancarkan serangan ke daerah itu melalui udara.
Pertempuran itu telah memicu pengungsian besar-besaran, di mana Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan pada Rabu saja (8/11/2023) sebanyak 50.000 orang melarikan diri ke sisi selatan Jalur Gaza.
Angka itu merupakan jumlah pengungsi tertinggi pekan ini. PBB mengatakan, secara keseluruhan ada 72.000 orang yang telah mengevakuasi diri dari Gaza utara sejak Minggu (5/11/2023).
Israel mulai membuka sebuah koridor evakuasi di sepanjang jalan utama yang menghubungkan Gaza utara dan selatan pada Minggu. Jalur itu tetap dibuka selama empat jam setiap hari agar warga sipil dapat meninggalkan pusat pertempuran. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya menambah waktu dibukanya koridor tersebut selama satu jam, karena saking banyaknya orang yang memanfaatkan jalur tersebut.