Amerika Serikat (AS) mengatakan pada saat itu bahwa semua rudal dan drone dicegat oleh kapal perangnya di Laut Merah.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menggambarkan serangan terhadap kapal tersebut – yang tidak disebutkan namanya – sebagai “insiden yang sangat serius dengan konsekuensi global”.
IDF mengatakan kapal itu sedang dalam perjalanan dari Turki ke India ketika kapal itu disita di Laut Merah selatan dekat Yaman.
Meskipun Israel mengatakan kapal yang disita itu tidak ada hubungannya dengan kapal tersebut, namun laporan yang belum dikonfirmasi menunjukkan bahwa kapal tersebut mungkin dimiliki oleh orang Israel.
Dalam pernyataan pada Minggu (19/11/2023) di media sosial, Netanyahu mengatakan bahwa Israel mengutuk keras serangan Iran terhadap kapal internasional.
Dia mengatakan kapal itu dimiliki oleh perusahaan Inggris dan dioperasikan oleh perusahaan Jepan", dan menambahkan bahwa 25 awak kapal dari berbagai negara termasuk Ukraina, Bulgaria, Filipina, dan Meksiko berada di kapal tersebut.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian baru-baru ini mengatakan bahwa apa yang disebutnya sebagai kelompok perlawanan yang bersekutu dengan Teheran “dengan cerdik menyesuaikan tekanan” terhadap Israel dan para pendukungnya.
Para pejabat Amerika mengatakan pada awal bulan ini, kelompok Houthi menembak jatuh sebuah drone militer AS di lepas pantai Yaman.
Kelompok Houthi telah terlibat dalam perang saudara yang berkepanjangan dengan pemerintah resmi Yaman yang didukung oleh Arab Saudi sejak 2014.
(Susi Susanti)