JAKARTA - Rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia merupakan institusi besar menghasilkan limbah bahan beracun berbahaya (B3), terutama yang kategorinya limbah medis.
Karena itu, PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) melakukan sosialisasi dan edukasi kepada tenaga layanan kesehatan tersebut agar dapat menangani limbahnya dengan sangat baik dan profesional sehingga tidak merusak lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan tersebut.
Hal tersebut disampaikan Senior Sales Manager PPLI, Imam Zulkarnain di hadapan para peserta yang umumnya adalah manajemen pengelola rumah sakit di Jawa Barat dalam kegiatan edukasi yang digelar Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia di Bandung.
"Kita tahu teknologi thermal sudah lama diterapkan oleh pihak rumah sakit sebagai upaya memusnahkan limbah medis yang dihasilkan. Namun, teknologi thermal dengan fasilitas insinerator yang dimiliki masih sangat sederhana dan umumnya menghasilkan emisi yang tinggi sehingga mencemari lingkungan," ujarnya dalam keterangan yang diterima, Selasa (21/11/2023).
Dalam kesempatan itu, PPLI memperkenalkan insinerator ramah lingkungan dengan teknologi termodern yang dimilikinya.
"Insinerator kami tanpa menggunakan bahan bakar, tapi mengunakan reaktor yang mampu menyaring dan menangkap gas berbahaya, sehingga gas buangannya sangat bersih," ungkapnya.
Dengan teknologi CEMS, insinerator yang memiliki daya tampung hingga 50 ton perhari tersebut juga dapat mengukur gas buangan sehingga dipastikan benar benar bersih, dan rendah emisi. "Insinerator ini salah satu yang terbesar di asia tenggara," ujarnya.