"Topeng yang dipakai, juga sebagai simbol dari elite politik, yang dengan topeng demokrasinya, justru melakukan tindakan dan etika anti demokrasi," katanya.
Sementara itu, para amahsiswa juga menuntut elite politik, untuk berani membuka topengnya, sehingga masyarakat lebih jelas dan dapat memilih calon pemimpin sesuai dengan hati nurani, karena hal ini menentukan masa depan bangsa Indonesia, dalam lima tahun kedepan.
Usai menggelar aksi, para pengunjuk rasa, akhirnya membubarkan diri dengan tertib.
(Khafid Mardiyansyah)