MADRID - Dalam masa jabatan empat tahun yang baru yang dimulai seminggu yang lalu, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez berencana untuk bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas di Tepi Barat.
Selanjutnya, Sánchez akan melakukan perjalanan ke Mesir untuk pertemuan dengan Presiden Abdel Fattah al-Sissi dan Ahmed Aboul Gheit, sekretaris jenderal Liga Arab.
Dilansir dari Euronews, pertemuan ini akan menjadi kesempatan bagi Perdana Menteri Spanyol untuk mengulang seruannya terhadap gencatan senjata yang berkelanjutan di Gaza dan mengadvokasi pertemuan perdamaian tingkat tinggi.
Spanyol berharap untuk melihat solusi politik bagi konflik antara Israel dan Palestina, dengan prinsip dasar berdasarkan konsep dua negara.
Sánchez telah menyatakan niat Spanyol untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara, bahkan jika Uni Eropa tidak mengakui status Palestina sebagai negara.
Dukungan Sanchez juga terlihat dari pernyataannya saat Kamis (30/11/2023). Dikutip dari Al Jazeera, Sanchez menyatakan keraguannya bahwa Israel menjalani hukum internasioalnya dalam perang di Gaza, mengingat banyaknya jumlah korban sipil yang ada di sana.
“Rekaman yang kita lihat dan meningkatnya jumlah anak-anak yang meninggal, saya sangat ragu (Israel) mematuhi hukum kemanusiaan internasional,” kata Perdana Menteri Pedro Sanchez.
Lalu, apa yang menyebabkan Spanyol aktif untuk mendukung Palestina?
Spanyol, sebagai anggota Uni Eropa, secara geografis merupakan negara yang paling dekat dengan dunia Arab.
Dari total 47 juta penduduk Spanyol, sekitar 1,7 juta orang adalah keturunan Arab. Sebagian dari mereka adalah pemilih yang memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam berbagai pemilu di Spanyol.