Erupsi Gunung Merapi, Hujan Abu Terjang Boyolali dan Magelang

Arief Setyadi , Jurnalis
Sabtu 02 Desember 2023 10:52 WIB
Erupsi Gunung Merapi (Foto: Dok BNPB)
Share :

JAKARTA - Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran (APG) dari puncaknya dengan jarak luncur mencapai 2.000 meter pada Jumat 1 Desember 2023 pukul 19.27 WIB.

Kejadian ini mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) dan 1.200 meter ke selatan (Kali Boyong) pada pukul 19.47 WIB. Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat dua luncuran APG, yang pertama berlangsung selama 228 detik dengan amplitudo maksimal 40 mm, dan yang kedua selama 132 detik dengan amplitudo maksimal 42 mm.

Rekaman visual dari CCTV Jurang Jero milik BPPTKG-Badan Geologi memperlihatkan kolom abu vulkanik yang tinggi menyusul lava pijar dari kawah puncak Gunung Merapi. Kolom abu tersebut terbawa angin ke arah barat daya-barat-barat laut.

Relawan melaporkan hujan abu vulkanik dengan intensitas ringan terjadi di wilayah Desa Tlogolele, Desa Senden, Desa Suroteleng, Desa Jrakah, dan Desa Klakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Hujan abu vulkanik terjadi sesaat setelah Gunung Merapi melepaskan APG.

Kepala Desa Klakah, Marwoto, mengonfirmasi, hampir semua dukuh di desa tersebut terdampak abu vulkanik dengan intensitas ringan, namun situasi masih terkendali dan aman.

“Iya benar. Hampir semua dukuh di Desa Klakah terdampak abu vulkanik Gunung Merapi, namun intensitasnya tipis,” kata Marwoto melalui sambungan telepon dari siaran pers BNPB, Sabtu (2/12/2023).

“Sejauh ini masih aman. Karena memang kalau APG-nya kan ke arah barat daya. Jadi tidak terdampak APG. Klakah hanya terkena abunya saja,” imbuh Marwoto.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali menginstruksikan Tim Siaga Desa (TSD) untuk aktif, melakukan ronda, dan bersiaga penuh sebagai tindakan antisipasi. TSD merupakan kelompok relawan desa yang dibentuk dan dibina oleh BPBD Kabupaten Boyolali melalui program Desa Tangguh Bencana (Destana) dengan pendampingan dari BNPB.

BPBD Kabupaten Boyolali juga berencana mereview rencana kontijensi (renkon) setelah berkomunikasi dengan Kepala BPTTKG terkait aktivitas vulkanik Gunung Merapi. Peningkatan kapasitas masyarakat dianggap perlu ditingkatkan sebagai bagian dari langkah mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi fenomena APG Gunung Merapi yang masih berlangsung.

Dampak dari APG Gunung Merapi juga terjadi di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dua desa di Kecamatan Sawangan, yaitu Desa Banyoroto dan Desa Wonolelo, merasakan dampak abu vulkanik, meskipun intensitasnya tipis dan tidak mengganggu aktivitas warga.

BPBD Kabupaten Magelang memberikan respons cepat dengan mendistribusikan masker dan bersiaga di wilayah terdampak.

Fenomena APG Gunung Merapi merupakan bagian dari rangkaian aktivitas vulkanik yang dimulai pada 11 Mei 2018 dan terus meningkat hingga November 2020. Sejak 5 November 2020, Gunung Merapi telah berstatus level III atau 'Siaga'.

BPPTKG memberikan rekomendasi kepada masyarakat agar tidak melakukan kegiatan di daerah potensi bahaya dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik serta mewaspadai bahaya lahar, terutama saat hujan di sekitar Gunung Merapi. Status aktivitas Gunung Merapi akan dievaluasi kembali jika terjadi perubahan signifikan dalam aktivitasnya.

BPBD Kabupaten Boyolali telah mengintruksikan Tim Siaga Desa (TSD) untuk kembali aktif, melakukan ronda dan bersiaga penuh. TSD sendiri merupakan kelompok relawan desa yang dibentuk dan dibina langsung oleh BPBD Kabupaten Boyolali dengan pendampingan dari BNPB melalui program Desa Tangguh Bencana (Destana).

“Kami meminta TSD diaktifkan. Ronda dan bersiaga penuh,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Boyolali Suratno.

Suratno juga akan mengundang Kepala Desa Tlogolele dan Klakah, Camat Selo dan seluruh unsur Forkopimcam untuk mereview rencana kontijensi (renkon) pada Selasa pekan depan. Hal itu dilakukan setelah pihaknya berkomunikasi dengan Kepala BPTTKG terkait aktivitas vulkanik Gunung Merapi.

Menurut Suratno, peningkatan kapasitas masyarakat harus lebih ditingkatkan sebagai langkah mitigasi dan kesiapsiagaan dari adanya fenomena APG Gunung Merapi yang masih terjadi hingga hari ini.

“Selasa nanti kami akan mengundang kepala desa, camat dan unsur forkopimcam lainnya untuk meninjau kembali rencana kontijensi. Ini kaitannya dengan peningkatan kapasitas masyarakat,” kata Suratno.

Abu Vulkanik Sampai ke Magelang

Abu vulkanik dampak dari APG Gunung Merapi juga dilaporkan sampai ke lokasi lain, yakni wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edi Wasono menyebutkan bahwa dua desa di Kecamatan Sawangan turut merasakan dampak tersebut. Namun, intensitas hujan abu ringan dan tidak mengganggu aktivitas warga.

“Abu vulkanik dari dampak APG Gunung Merapi juga sampai di Desa Banyoroto dan Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan. Tapi hanya tipis-tipis,” kata Edi.

Sebagai respon cepat atas dampak abu vulkanik tersebut, BPBD Kabupaten Magelang kemudian meluncur ke wilayah terdampak untuk membagikan masker dan bersiaga.

“Kami membagikan masker ke desa terdampak. Tim kami juga standby siaga di sana,” ujar Edi.

Fenomena APG Gunung Merapi tersebut merupakan bagian dari rentetan aktivitas vulkanik yang terjadi sejak 11 Mei 2018 dan terus meningkat hingga November 2020. Atas adanya peningkatan aktivitas vulkanik itu, Gunung Merapi ditetapkan statusnya menjadi level III atau ‘Siaga’ sejak 5 November 2020.

BPPTKG kemudian merilis potensi bahaya hingga saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Atas dasar itu, BPPTKG memberikan rekomendasi kepada masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. BPPTKG juga meminta masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

(Arief Setyadi )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya