GAZA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres dalam sebuah pernyataan pada Senin (4/12/2023) mengatakan tidak ada tempat yang aman untuk dituju di Jalur Gaza bagi orang-orang yang diperintahkan untuk mengungsi.
“Bagi orang-orang yang diperintahkan untuk mengungsi, tidak ada tempat yang aman untuk dituju dan sangat sedikit tempat untuk bertahan hidup,” terangnya, dikutip CNN.
Guterres mengatakan dia sangat khawatir dengan dimulainya kembali permusuhan antara Israel, Hamas, dan kelompok bersenjata Palestina lainnya di Gaza.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Stéphane Dujarric, juru bicara Sekjen, dia mendesak pasukan Israel untuk menyelamatkan warga sipil dari penderitaan yang lebih besar dan menghindari tindakan yang akan memperburuk situasi kemanusiaan yang membawa bencana.
“Warga sipil – termasuk petugas kesehatan, jurnalis dan personel PBB – dan infrastruktur sipil harus dilindungi setiap saat,” kata pernyataan itu.
Guterres juga mengatakan dia sangat prihatin dengan meningkatnya kekerasan di Tepi Barat yang diduduki, termasuk tingginya jumlah korban jiwa dan penangkapan, intensifnya operasi keamanan Israel dan kekerasan pemukim, serta serangan terhadap warga Israel oleh warga Palestina.
Seperti diketahui, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memerintahkan warga sipil untuk meninggalkan sebagian besar Jalur Gaza, termasuk beberapa lingkungan di bagian selatan setelah mereka melanjutkan serangan militernya pada akhir pekan.
IDF memerintahkan warga sipil untuk meninggalkan sebagian besar Jalur Gaza, termasuk sejumlah lingkungan di bagian selatan wilayah tersebut, setelah mereka melanjutkan serangan militer di sana.
IDF juga memerintahkan masyarakat untuk mengevakuasi beberapa daerah di tenggara Khan Younis, sebuah kota di Gaza selatan di mana banyak orang mencari perlindungan dalam beberapa pekan terakhir.
“Demi keselamatan Anda, kami mengundang Anda untuk pindah ke tempat penampungan IDP yang terkenal di lingkungan Al-Fukhari, Al-Shaboura, Al-Zuhur, dan Tal Al-Sultan,” kata IDF dalam pernyataan yang dipublikasikan di media sosial di Arab.
(Susi Susanti)