Israel Terus Membombardir, PBB Sebut Jumlah Warga Sipil yang Tewas di Gaza Meningkat Pesat

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 05 Desember 2023 10:09 WIB
PBB sebut jumlah warga sipil yang tewas akibat serangan Israel meningkat pesat (Foto: Reuters)
Share :

GAZA - Kepala Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina atau UNRWA pada Senin (4/12/2023) mengatakan jumlah warga sipil yang terbunuh di Jalur Gaza meningkat pesat ketika Israel terus melakukan pemboman dan operasi darat.

“Dimulainya kembali operasi militer dan perluasannya lebih lanjut di Gaza selatan mengulangi kengerian yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir,” kata Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini dalam sebuah pernyataan.

“Jumlah warga sipil yang terbunuh meningkat pesat. Warga sipil, termasuk laki-laki, perempuan, anak-anak, orang lanjut usia, orang sakit, dan penyandang disabilitas adalah yang paling menderita,” lanjutnya.

Dia menambahkan bahwa perintah evakuasi lain untuk memindahkan warga sipil dari Khan Younis ke Rafah di Gaza selatan akibat pemboman yang sedang berlangsung menciptakan kepanikan, ketakutan dan kecemasan.

Lazzarini mengatakan bahwa setidaknya 60.000 orang terpaksa pindah ke tempat penampungan UNRWA yang sudah penuh sesak, dan lebih banyak lagi yang meminta untuk dilindungi. Banyak yang telah mengungsi lebih dari satu kali untuk melarikan diri dari perang di wilayah lain di Gaza.

UNRWA saat ini menampung lebih dari 1,2 juta orang di tempat penampungan, termasuk di Gaza selatan.

“Perintah evakuasi mendorong masyarakat untuk berkonsentrasi di wilayah yang luasnya kurang dari sepertiga Jalur Gaza. Mereka membutuhkan segalanya: makanan, air, tempat tinggal, dan sebagian besar keselamatan. Jalan-jalan ke selatan tersumbat,” kata Lazzarini, seraya mencatat bahwa akses ke air terbatas di Gaza.

Lazzarini membantah klaim bahwa PBB berencana membuka kamp pengungsi baru di Rafah. “Klaim bahwa PBB memiliki ribuan tenda dan rencana membuka kamp pengungsi baru di Rafah adalah salah,” katanya.

Pejabat PBB tersebut juga mengatakan bahwa seluruh wilayah kantong tersebut tidak lagi aman.

"Kami telah mengatakannya berulang kali. Kami mengatakannya lagi. Tidak ada tempat yang aman di Gaza, baik di selatan, atau barat daya, baik di Rafah atau di 'zona aman' yang secara sepihak disebut 'zona aman',” terangnya.

Sebelumnya pada Senin 94/12/2023), Direktur Urusan UNRWA Thomas White mengatakan kepada CNN bahwa “dalam satu jam terakhir di sini di Rafah, di selatan, telah terjadi puluhan serangan udara ke kota di mana terdapat ribuan orang yang mencari perlindungan.

UNRWA menegaskan kembali seruannya untuk gencatan senjata kemanusiaan dan agar Israel membuka kembali penyeberangan perbatasan Kerem Shalom dan penyeberangan lainnya untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya