ISRAEL – Pengadilan korupsi terhadap Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dimulai kembali pada Senin (4/12/2023) setelah jeda dua bulan usai keadaan darurat diumumkan paska serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Menteri Kehakiman Israel Yaris Levin mencabut keadaan darurat yang berlaku efektif 1 Desember lalui.
Sidang korupsi Netanyahu pertama kali dimulai pada Januari 2020. Ini menjadikannya PM Israel pertama yang hadir di pengadilan sebagai terdakwa, diadili atas tuduhan penipuan, pelanggaran kepercayaan, dan penyuapan. Dia menyangkal melakukan kesalahan apa pun.
Dikutip CNN, Netanyahu menghadapi dakwaan dalam tiga kasus terpisah.
Dalam Kasus 1000, dia didakwa melakukan penipuan dan pelanggaran kepercayaan sehubungan dengan tuduhan bahwa dia menerima hadiah seperti cerutu dan sampanye dari pengusaha luar negeri.
Dalam Kasus 2000, ia juga didakwa melakukan penipuan dan pelanggaran kepercayaan dan dituduh mencari liputan yang menguntungkan di salah satu surat kabar terkemuka Israel dengan imbalan membatasi peredaran salah satu surat kabar saingan utama surat kabar tersebut.
Dalam kasus yang paling serius, Kasus 4000, ia didakwa melakukan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan karena diduga memberikan manfaat regulasi senilai lebih dari USD250 juta pada saat itu kepada temannya Shaul Elovitch, yang merupakan pemegang saham pengendali telekomunikasi. perusahaan Bezeq.
Jaksa penuntut mengatakan sebagai imbalannya, Elovitch memastikan liputan positif tentang Netanyahu di situs berita online miliknya bernama Walla! News. Namun Elovitch membantah tuduhan tersebut.
Menteri Kerja Sama Regional Israel David Amsalem mengkritik dimulainya kembali persidangan di saat perang.