Amnesty International Tuduh Senjata Buatan AS Digunakan dalam 2 Serangan Udara Israel di Gaza yang Tewaskan 43 Warga Sipil

Susi Susanti, Jurnalis
Kamis 07 Desember 2023 13:05 WIB
Amnesty International tuduh senjata buatan AS digunakan dalam 2 serangan udara Israel di Gaza yang tewaskan 43 warga sipil (Foto: AP)
Share :

GAZA - Investigasi yang dilakukan Amnesty International menuduh bahwa sistem panduan senjata buatan Amerika Serikat (AS) digunakan dalam dua serangan udara Israel di Gaza pada Oktober lalu yang menewaskan 43 warga sipil.

Menurut sebuah laporan yang dirilis pada Selasa (5/12/2023) oleh organisasi hak asasi manusia, fragmen sistem panduan Joint Direct Attack Munitions buatan AS ditemukan di reruntuhan rumah yang hancur di lingkungan Deir al-Balah di Gaza tengah.

Israel menggunakan berbagai macam senjata dan amunisi Amerika, namun laporan Amnesty International adalah salah satu upaya pertama untuk menghubungkan senjata buatan Amerika dengan serangan tertentu yang menyebabkan sejumlah besar warga sipil tewas.

“JDAM adalah perangkat pemandu yang mengubah bom jatuh bebas yang tidak terarah menjadi amunisi ‘pintar’ yang akurat dan mampu melawan cuaca buruk,” menurut Angkatan Udara AS.

CNN tidak dapat memverifikasi temuan Amnesty International secara independen.

Amnesty International mengatakan para ahli senjata dan analis penginderaan jarak jauh memeriksa citra satelit dan foto rumah-rumah yang menunjukkan pecahan persenjataan yang ditemukan dari puing-puing dan kehancurannya. Para pekerja lapangan di Amnesty mengambil foto-foto tersebut.

Akibat dua serangan ini, 19 anak-anak, 14 perempuan, dan 10 laki-laki tewas.

Organisasi hak asasi manusia tersebut mengatakan bahwa mereka tidak menemukan indikasi apapun bahwa ada sasaran militer di lokasi serangan udara tersebut atau bahwa orang-orang yang tinggal di rumah tersebut adalah sasaran militer yang sah.

“Organisasi tersebut menemukan bahwa serangan udara ini merupakan serangan langsung terhadap warga sipil atau objek sipil atau serangan sembarangan,” kata laporan tersebut, seraya menyerukan agar serangan tersebut diselidiki sebagai kejahatan perang.

Dalam sebuah pernyataan kepada CNN, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyebut laporan tersebut “cacat, bias dan prematur, berdasarkan asumsi tidak berdasar mengenai operasi IDF.”

“Asumsi bahwa intelijen mengenai penggunaan struktur tertentu oleh militer tidak akan ada kecuali terungkap adalah hal yang bertentangan dengan pemahaman apa pun tentang aktivitas militer, dan laporan tersebut menggunakan asumsi yang salah ini untuk menyiratkan kesimpulan yang sama cacat dan biasnya mengenai IDF, sejalan dengan bias yang ada. dan pekerjaan bermasalah sebelumnya yang dilakukan organisasi ini,” kata IDF.

Pernyataan itu mengatakan bahwa militer menyesalkan segala kerugian yang ditimbulkan terhadap warga sipil atau properti sipil sebagai akibat dari operasinya, dan mengkaji seluruh operasinya untuk belajar dan meningkatkannya.

Amnesty International, dalam laporannya, mengatakan bahwa penggunaan senjata Amerika untuk serangan semacam itu harus menjadi peringatan mendesak bagi pemerintahan Biden.

“Senjata buatan AS memfasilitasi pembunuhan massal terhadap keluarga besar,” kata Agnès Callamard, Sekretaris Jenderal Amnesty International.

Sementara itu, juru bicara Amnesty International, Matt Miller, pada Rabu (6/12/2023) mengatakan Departemen Luar Negeri AS sedang meninjau laporan Amnesty International.

“Kami telah menjelaskan dalam diskusi kami dengan para pemimpin Israel bahwa kami sangat prihatin terhadap perlindungan warga sipil dalam konflik ini,” terangnya.

“Kami berharap Israel hanya menargetkan sasaran yang sah dan mematuhi hukum konflik bersenjata,” lanjutnya.

Pentagon pada Selasa (5/12/2023) mengatakan pihaknya juga sedang meninjau laporan tersebut.

“Kami akan terus berkonsultasi erat dengan mitra Israel kami mengenai pentingnya mempertimbangkan keselamatan warga sipil dalam melakukan operasi mereka,” kata juru bicara Brigadir Jenderal Patrick Ryder kepada wartawan.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya