Safari Politik di Madiun, Siti Atikoh Beberkan Program Lowongan Pekerjaan untuk Disabilitas

Devi Ari Rahmadhani , Jurnalis
Senin 18 Desember 2023 08:10 WIB
Siti Atikoh di Madiun/Foto: TPN
Share :

MADIUN - Siti Atikoh menutup safari politik hari pertama di Jawa Tengah dengan singgah di alun-alun Madiun, Jawa Timur.

Dalam kesempatan ini, istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo ini bukan hanya beramah-tamah dengan warga tetapi juga berdialog bersama. Salah satunya membahas terkait dengan pentingnya kebijakan berpihak pada penyandang disabilitas.

Pertanyaan pertama datang dari warga bernama Lia. Dia menyampaikan jika penyandang disabilitas memiliki kesulitan kala duduk di bangku sekolah hingga setelah lulus.

“Tolong berikan pada kami program kegiatan apa dari Pak Ganjar Mahfud nanti untuk menyokong lapangan pekerjaan untuk penyandang disabilitas," kata Lia di Madiun, Jawa Timur, Minggu (17/12/2023).

Siti Atikoh menjawab, dalam pembangunan prinsipnya adalah one life behind, setiap orang harus mendapatkan akses terhadap pembangunan, termasuk untuk penyandang disabilitas.

“Tentu ketika mau pendidikan yang inklusif, yang harus dilakukan pertama adalah menyiapkan environment-nya dulu,”ujarnya.

Saya juga banyak melakukan monitoring ya terkait dengan pendidikan inklusif. Ada sekolahan yang terkadang semacam formalitas saja inklusif itu, tetapi ternyata guru dan temen-temennya itu belum disiapkan termasuk juga orangtua,"lanjut Siti Atikoh.

Untuk itu, langkah pertama yang harus dilakukan yakni dengan menyiapkan environment agar anak tidak merasa menjadi hal yang berbeda di lingkungan. Dengan demikian, mereka tidak merasa kesepian dan insecure.

Langkah selanjutnya yakni pentingnya pendampingan pada orangtua. Sebab, orangtua pun memiliki keterbatasan untuk bisa mendampingi para penyandang disabilitas.

Hal ini lantaran setiap penyandang disabilitas memiliki pendekatan yang berbeda-beda. Untuk itu, Siti Atikoh menyampaikan sisi dunia usaha pun akan berbeda nantinya.

Sehingga kata dia, nanti treatment-nya bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Karena pasti harus berbeda antara disabilitas a dan b. 

Belum lagi yang disabilitas intelektual, disabilitas intelektual itu mereka biasanya orangnya sangat tekun. "Tetapi repetitif, jadi biasanya kalau menggambar itu mereka oke, kemudian hal-hal yang berkaitan dengan yang repetitif itu mereka bisa diasah ke situ," urainya.

Ketika memberikan pendidikan pembekalan untuk masa depannya tidak bisa dipukul rata. "Misalnya si Anak kayaknya biasanya mungkin kalau yang netral itu kebanyakan mereka di suara, banyak yang menjadi musik,” kata Siti Atikoh.

“Kemudian nyanyi itu bisa di-push di situ, kemudian yang fisik itu mungkin dia mainnya adalah di teknologi. Jadi bekerja tidak harus banyak aktivitas fisik tetapi di belakang layar, dia dibekalinya itu adalah IT atau hal-hal misalnya di e-commerce tapi dia bagian admin seperti itu," lanjutnya.

Untuk saat ini, lapangan kerja untuk untuk penyandang disabilitas sebenarnya telah tersedia. Siti Atikoh menyampaikan penyandang diberi kuota sebesar 5-10 persen setiap perusahaan.

"Jadi memang harus benar-benar diketahui dia tuh kerja di mana afirmatif itu sudah ada afirmatif Undang-Undang,"ujarnya.

"Jika melindungi itu bahwa perusahaan harus sekian persen itu merekrut mereka tetapi kenyataannya juga masih banyak semacam normalitas. Iya dia direkrut tetapi potensinya tidak terlalu digali," tutup Siti Atikoh.

(Fahmi Firdaus )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya