UKRAINA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan militer Ukraina ingin memobilisasi hingga 500.000 orang tambahan, ketika perang dengan Rusia hampir mencapai dua tahun.
Hal ini diungkapkan Zelensky pada konferensi pers akhir tahun yang diadakan di ibu kota Ukraina pada Selasa (19/12/202#), dengan waktu dan tempat dirahasiakan dari masyarakat umum. Media Ukraina dan asing yang diundang telah diberikan rinciannya dalam surat konfirmasi mereka.
Tampil dengan pakaian ala militer khasnya, pemimpin Ukraina itu ditanyai berbagai pertanyaan selama acara dua jam tersebut.
Pada konferensi pers di Kyiv itu, dia mengungkapkan bahwa komandan militer utama Ukraina telah "mengusulkan untuk memobilisasi 450.000-500.000 orang tambahan" untuk upaya perang di negara tersebut. Dia mengakui bahwa ini adalah masalah yang “sensitif” dan mahal.
Ia mengatakan dirinya memerlukan rincian lebih lanjut sebelum mendukung tindakan tersebut, dan mengisyaratkan bahwa 500.000 tentara sudah berada di garis depan.
Dia mengatakan ini adalah “angka yang sangat serius” dan dia memerlukan diskusi lebih mendalam sebelum melaksanakan rencana tersebut.
"Saya butuh hal spesifik: apa yang akan terjadi pada jutaan tentara Ukraina, apa yang akan terjadi pada orang-orang yang telah membela negara kita selama dua tahun? Kita punya masalah rotasi dan hari libur. Ini harus menjadi rencana yang komprehensif,” terangnya.
Namun dia mengesampingkan usulan apa pun untuk memobilisasi perempuan.
Ketika ditanya oleh wartawan BBC Jessica Parker tentang apakah Ukraina mungkin akan kalah perang, Zelensky menjawab dengan tegas. "Tidak."
Dalam pengarahan tersebut, Zelensky juga mengatakan bahwa Ukraina akan mampu memproduksi satu juta drone pada 2024. Selain itu, Zelensky menegskan dirinya memiliki “hubungan kerja” dengan komandan militer Ukraina Valeriy Zaluzhnyi, dan mengecilkan laporan mengenai keretakan hubungan antara keduanya.
Pembicaraan damai dengan Rusia saat ini tidak memungkinkan, dan menekankan bahwa ia akan berusaha memulihkan sepenuhnya perbatasan Ukraina yang diakui secara internasional, termasuk Krimea.
Selama acara berlangsung, Presiden Ukraina berusaha menyampaikan pesannya dengan percaya diri. Namun terkadang ia tampak tegang dan gelisah ketika didesak mengenai laporan korupsi di kalangan pejabat pemerintah dan anggota parlemen Ukraina.
Komentarnya muncul setelah adanya kemunduran bantuan dari Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE).
(Susi Susanti)