Profil Abdul Malik Badreddin Al-Houthi, Pemimpin Houthi Yaman yang Ditakuti AS dan Israel

Maria Regina Sekar Arum, Jurnalis
Kamis 21 Desember 2023 17:51 WIB
Profil Abdul Malik Badreddin Al-Houthi, Pemimpin Houthi Yaman yang ditakuti AS dan Israel (Foto: Arab News)
Share :

YAMAN - Kelompok pemberontak Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, telah lama memperingatkan bahwa mereka akan menargetkan semua kapal yang berlayar melalui Laut Merah menuju Israel.

Kelompok ini menyita kapal kargo Israel di Laut Merah kemudian membawa kapal tersebut ke lepas Pantai Yaman. Kelompok ini dipimpin oleh Abdul Malik Badreddin Al-Houthi.

Al-Houthi lahir di provinsi utara Saada, dekat dengan perbatasan Yaman-Saudi. Meskipun tidak ada catatan resmi yang memastikan tanggal lahirnya, diyakini bahwa dia lahir pada akhir tahun 1970-an atau awal tahun 1980-an.

Mengutip Arab News, Milisi Houthi yang dikenal sebagai Ansar Allah didirikan oleh kakak laki-laki Al-Houthi, Hussein pada awal tahun 1990-an yang menyebutnya sebagai organisasi ‘Pemuda Percaya’.

Hussein mantan anggota parlemen dan juga seorang pemimpin militer dan agama, memperkuat kekuatan Houthi untuk memajukan kepentingan Syiah Zaidi di Yaman.

Zaidi memerintah Yaman selama berabad-abad hingga tahun 1962, ketika sebuah revolusi yang didukung oleh Mesir menggantikan raja yang disebut sebagai imam yang berkuasa oleh orang Yaman dan mendirikan pemerintahan nasionalis Arab dengan Ibu Kota di Sanaa.

Slogan Houthi yaitu ‘Tuhan Maha Besar, matilah Amerika, matilah Israel, kutuklah kaum Yahudi dan kemenangan bagi Islam’ diadopsi oleh milisi tersebut setelah perang Irak tahun 2003 menurut lembaga Think Tank Brookings Institution yang berbasis di Washington.

Al-Houthi menjadi pemimpin milisi pada tahun 2005 setelah kematian ayah dan saudara laki-lakinya. Dia memiliki ideologi yang sama dengan saudaranya Hussein, yang diyakini terinspirasi oleh revolusi Iran dan memandang AS dan Israel sebagai musuh utama umat Islam.

Iran diyakini mendukung Al-Houthi dalam perjuangannya untuk tetap berkuasa. Selain mengirimkan senjata canggih, Teheran juga mengisyaratkan akan mengirimkan penasihat militer ke Houthi.

AS dan PBB menjatuhkan sanksi terhadap Al-Houthi pada 14 April 2015 karena mengancam stabilitas Yaman. Uni Eropa memberlakukan embargo senjata dan sanksi lebih lanjut yang ditargetkan terhadap pemimpin Houthi.

Selain slogan-slogan anti Amerika dan anti Semit, intoleransi Houthi telah menyebabkan penahanan banyak warga asing serta warga Yaman. Pada tahun 2018, Human Rights Watch mengecam milisi karena ‘sering menyandera dan melakukan pelanggaran serius lainnya terhadap orang-orang yang ditahan’.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya