Al-Houthi menjadi pemimpin milisi pada tahun 2005 setelah kematian ayah dan saudara laki-lakinya. Dia memiliki ideologi yang sama dengan saudaranya Hussein, yang diyakini terinspirasi oleh revolusi Iran dan memandang AS dan Israel sebagai musuh utama umat Islam.
Iran diyakini mendukung Al-Houthi dalam perjuangannya untuk tetap berkuasa. Selain mengirimkan senjata canggih, Teheran juga mengisyaratkan akan mengirimkan penasihat militer ke Houthi.
AS dan PBB menjatuhkan sanksi terhadap Al-Houthi pada 14 April 2015 karena mengancam stabilitas Yaman. Uni Eropa memberlakukan embargo senjata dan sanksi lebih lanjut yang ditargetkan terhadap pemimpin Houthi.
Selain slogan-slogan anti Amerika dan anti Semit, intoleransi Houthi telah menyebabkan penahanan banyak warga asing serta warga Yaman. Pada tahun 2018, Human Rights Watch mengecam milisi karena ‘sering menyandera dan melakukan pelanggaran serius lainnya terhadap orang-orang yang ditahan’.
(Susi Susanti)