LONDON - Para ahli menyerukan dilakukannya pencarian baru pada pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang menyusul petunjuk baru mengenai penerbangan tersebut.
Pakar kedirgantaraan Jean-Luc Marchand dan pilot Patrick Blelly menyerukan pencarian baru berdasarkan pengungkapan tentang nasib penerbangan tersebut. Keduanya mengklaim misteri hilangnya penerbangan bisa terpecahkan dalam hitungan “hari” jika ada pencarian baru.
Dalam ceramahnya di hadapan Royal Aeronautical Society di London, Inggris pasangan tersebut mengatakan bahwa area pencarian baru dapat diselidiki dalam 10 hari dalam sebuah panggilan terbuka untuk meminta bantuan.
“Ini bisa menjadi hal yang cepat. Sampai puing-puing MH370 ditemukan, tidak ada yang tahu (apa yang terjadi). Namun, ini adalah jalur yang masuk akal,” kata Marchand, menurut situs berita Australia news.com.au.
Dalam laporan yang sama di situs berita, pasangan ini meminta Otoritas Keselamatan Transportasi Australia, pemerintah Malaysia, dan Ocean Infinity – sebuah perusahaan eksplorasi – untuk memulai pencarian baru.
Marchand mengatakan pencarian “cepat” ini bisa menjadi ajang pembuktian bagi teknologi pencarian bawah laut tak berawak baru milik perusahaan tersebut.
Dia menggambarkannya sebagai “perjalanan satu arah yang mengerikan”, yang dia yakini kemungkinan besar dilakukan oleh seorang pilot pesawat berpengalaman.
“Kami pikir, dan penelitian yang kami lakukan telah menunjukkan kepada kami, bahwa pembajakan tersebut mungkin dilakukan oleh pilot berpengalaman,” katanya.
“Kabin mengalami penurunan tekanan … dan terdapat saluran dengan kontrol lembut untuk menghasilkan sedikit serpihan. Hal itu dilakukan agar tidak terjebak atau ditemukan.
“Tentu saja pesawat itu tidak terlihat kecuali milik militer. Orang tersebut tahu bahwa jika pencarian dan penyelamatan dilakukan, maka hal itu akan terjadi pada jalur penerbangan.”
Pasangan ini berpendapat bahwa transponder pesawat dimatikan dan “putar balik” yang dilakukannya menjauhi jalur penerbangan tidak mungkin dilakukan secara autopilot.
Pada malam 8 Maret 2014, pesawat Malaysia Airlines dengan 239 orang di dalamnya meninggalkan Bandara Internasional Kuala Lumpur menuju Beijing tetapi menghilang dari layar radar sekira dua jam setelah keberangkatannya.
Setelah itu, operasi pencarian besar-besaran yang melibatkan beberapa negara dilakukan di selatan Samudera Hindia, namun baik pesawat maupun puing-puingnya tidak ditemukan.
(Rahman Asmardika)