3. Sanitasi yang sangat buruk
Menurut standar UNHCR, toilet umum tidak boleh dipakai bersama lebih dari 20 orang selama fase darurat di kamp. Namun, pada akomodasi jangka panjang satu toilet harus diperuntukkan bagi satu keluarga. Sembilan belas dari 33 kamp di Cox’s Bazar beroperasi di luar pedoman PBB.
4. Sumber air yang kurang
Ketika musim hujan tiba, pengungsi dihadapkan dengan sumber air yang lebih rendah. Banjir dan tanah longsor membuat banyak layanan tidak berguna, sementara banyak pengungsi yang takut akan dampak hujan.
Mengenai sumber air, 22 dari 33 kamp beroperasi sesuai standar PBB. Satu pasokan air untuk 80 orang, tetapi dua kamp khususnya, kamp 22 dan kamp Nayapara melebihi standar ini lebih dari 10 kali lipat.
5. Hidup tanpa berkewarganegaraan
Rohingya adalah kelompok etnis mayoritas Muslim yang telah lama tinggal di Myanmar yang mayoritas penduduknya beragama Buddha selama berabad-abad. Mereka telah menghadapi penganiayaan militer sejak negara tersebut memperoleh kemerdekaan pada akhir 1940-an.