Menurut para pejabat AS, armada balon tersebut telah melakukan setidaknya dua lusin misi di setidaknya lima benua dalam beberapa tahun terakhir.
Komunitas intelijen AS percaya bahwa para pemimpin Partai Komunis Tiongkok tidak bermaksud agar balon tersebut melintasi Amerika Serikat, dan bahkan menegur operator program pengawasan atas insiden tersebut.
Presiden AS Joe Biden pada Juni lalu mengindikasikan bahwa pemimpin Tiongkok Xi Jinping terkejut dengan keberadaan balon tersebut, dan mengatakan kepada para tamu di acara penggalangan dana politik bahwa Xi “menjadi sangat kesal” setelah AS menembak jatuh balon tersebut karena dia tidak tahu balon itu ada di sana.
Biden kemudian membandingkan Xi dengan “diktator” yang merasa malu ketika mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi.
(Susi Susanti)