“Rezim Kim telah menutup pintu politik pada perundingan denuklirisasi namun dapat menawarkan pengekangan retoris dan pembekuan pengujian sebagai imbalan atas keringanan sanksi,” kata Easley.
“Meskipun Korea Utara tidak mempunyai niat untuk melepaskan senjata nuklirnya, mereka mungkin akan mencoba mendapatkan bayaran atas tindakan mereka yang dianggap sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir yang bertanggung jawab.”
Pembicaraan diplomasi antara AS dan Korea Utara terhenti pada 2019 mengenai jumlah keringanan sanksi yang bisa diperoleh Korea Utara jika Korea Utara menyerahkan sebagian program nuklirnya. Sejak itu, Kim bertujuan untuk memodernisasi pasokan nuklir Korea Utara melalui upaya-upaya termasuk peningkatan produksi plutonium dan uranium.
Para ahli mengatakan Kim mungkin percaya Trump, jika terpilih kembali ke Gedung Putih, akan membuat konsesi atas keringanan sanksi ketika AS memfokuskan perhatiannya pada perang Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas, menurut AP.