“Seluruh kabin dipenuhi asap dalam beberapa menit,” katanya kepada surat kabar Swedia Aftonbladet.
“Asap di kabin sangat menyengat. Benar-benar neraka,” lanjutnya.
“Kami menjatuhkan diri ke lantai. Kemudian pintu darurat dibuka dan kami melemparkan diri ke arah mereka,” ujarnya.
"Kami tidak tahu ke mana kami akan pergi, jadi kami langsung lari ke lapangan. Terjadi kekacauan,” terangnya.
Dia, orang tuanya dan saudara perempuannya berhasil melarikan diri dari reruntuhan tanpa terluka.
Satoshi Yamake, seorang penumpang berusia 59 tahun, mengatakan dia merasakan pesawat "miring ke samping dan merasakan benturan besar" pada tabrakan awal.
Penumpang lain yang tidak disebutkan namanya menggambarkan ‘hantaman’, seperti pesawat bertabrakan dengan sesuatu saat mendarat.
“Saya melihat percikan api di luar jendela dan kabin dipenuhi asap,” terangnya.
Penumpang lain melaporkan kepada Kyodo News bahwa dia merasakan ledakan seperti menabrak sesuatu dan tersentak ke atas saat mendarat.
Cuplikan momen-momen itu terekam di ponsel.
Beberapa penumpang merekam cahaya merah dari mesin yang masih menyala saat pesawat berhenti. Yang lain mengambil rekaman di dalam, kepulan asap dengan cepat menutupi lensa kamera saat penumpang berteriak dan awak kabin mencoba mengarahkan langkah mereka selanjutnya.
Seorang penumpang wanita mengatakan keadaan di dalam pesawat gelap karena api semakin membesar setelah mendarat.
“Di dalam pesawat semakin panas, dan sejujurnya saya berpikir, saya tidak akan selamat,” katanya kepada stasiun televisi Jepang NHK.