ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Pemboman Mematikan yang Tewaskan 84 Orang di Iran

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 05 Januari 2024 05:46 WIB
ISIS klaim bertanggung jawab atas serangan bom kembar yang tewaskan 84 orang di Iran (Foto: Anadolu Agency)
Share :

Sebelumnya, wakil politik Presiden Ebrahim Raisi, Mohammad Jamshidi, menyalahkan Israel dan AS. Namun, AS menyatakan tidak memiliki indikasi keterlibatan Israel dan menampik dugaan keterlibatan Washington.

Dan seperti yang dikatakan oleh banyak pengamat Timur Tengah pada saat itu, hal ini bukanlah cara Israel beroperasi di Iran.

Serangan-serangan di sana yang diduga diatur oleh agen mata-mata eksternal Israel, Mossad, hampir selalu menargetkan pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir atau tokoh militer terkemuka.

Israel tidak berkepentingan untuk menyia-nyiakan aset intelijennya yang berharga di Iran dengan meledakkan warga sipil yang berduka.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan memberikan “tanggapan keras” terhadap serangan tersebut.

“Penjahat yang kejam harus tahu bahwa mereka akan ditindak tegas mulai sekarang dan tidak diragukan lagi akan ada tanggapan yang keras,” kata Ayatollah Khamenei dalam sebuah pernyataan pada Rabu (5/1/2024) malam.

Kini setelah ISIS mengklaim bahwa mereka berada di balik serangan tersebut, bahkan menyebut dua pelaku bom bunuh diri yang mereka katakan terlibat, maka sangat kecil kemungkinannya permintaan maaf dari Garda Revolusi Iran akan terjadi. Permusuhan rezim Teheran terhadap AS dan Israel sangat mendalam dan terwujud dalam berbagai bidang. Yakni di Lebanon, Irak, Gaza, dan Yaman.

Soleimani dipandang sebagai tokoh paling kuat di Iran setelah pemimpin tertinggi sebelum dia terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS di negara tetangga Irak pada 2020.

Serangan pada Rabu (4//1024) ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut setelah wakil pemimpin kelompok Palestina yang didukung Iran, Hamas, terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak Israel di Lebanon.

Rekaman yang disiarkan oleh TV pemerintah Iran menunjukkan kerumunan besar orang sedang mengambil bagian dalam prosesi di sepanjang jalan yang dipenuhi spanduk yang menampilkan Qasem Soleimani ketika ledakan terjadi.

Orang-orang terdengar berteriak dan kemudian terlihat melarikan diri dengan panik setelah salah satu ledakan.

Media Iran melaporkan bom pertama diledakkan sekitar pukul 15:00 waktu setempat (11:30 GMT), sekitar 700m (2,300 kaki) dari pemakaman Taman Martir di sekitar masjid Saheb al-Zaman, di pinggiran timur Kerman.

Pengeboman kedua terjadi sekitar 15 menit kemudian, sekitar 1 km dari kuburan, menargetkan orang-orang yang melarikan diri dari pengeboman pertama.

Gubernur provinsi Kerman mengatakan kepada kantor berita negara Irna bahwa kedua ledakan terjadi di luar pos pemeriksaan keamanan dan pihak berwenang yakin ledakan tersebut disebabkan oleh bom. Namun dia mengatakan belum jelas apakah bom tersebut diledakkan dari jarak jauh atau dilakukan oleh penyerang bunuh diri.

Kantor berita garis keras Tasnim, yang berafiliasi dengan Garda Revolusi Iran, sebelumnya mengutip sumber yang mengatakan bahwa "dua tas membawa bom" tampaknya diledakkan dengan kendali jarak jauh.

“Kami sedang berjalan menuju pemakaman ketika sebuah mobil tiba-tiba berhenti di belakang kami dan sebuah tempat sampah berisi bom meledak,” kata seorang saksi mata yang dikutip oleh kantor berita Isna.

“Kami hanya mendengar suara ledakan dan melihat orang berjatuhan,” lanjutnya.

Sebagai komandan operasi luar negeri Garda Revolusi, Pasukan Quds, Soleimani adalah arsitek kebijakan Iran di wilayah tersebut.

Dia bertanggung jawab atas misi rahasia Pasukan Quds dan penyediaan panduan, pendanaan, senjata, intelijen, dan dukungan logistik kepada pemerintah sekutu dan kelompok bersenjata, termasuk Hizbullah dan Hamas.

Presiden AS saat itu Donald Trump, yang memerintahkan serangan pesawat tak berawak pada tahun 2020, menggambarkan Soleimani sebagai "teroris nomor satu di dunia" dan menuduh bahwa pasukan di bawah komandonya telah membunuh ratusan warga sipil dan prajurit Amerika selama dua dekade sebelumnya.

Pemerintah Iran menuduh AS melakukan tindakan terorisme internasional dan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Trump dan pejabat lainnya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya