Stasiun Sudimara dan Sejarah Kelam Tragedi Bintaro 1987

Qur'anul Hidayat, Jurnalis
Sabtu 06 Januari 2024 05:16 WIB
Tragedi Bintaro 1987. (Foto: Wikipedia)
Share :

STASIUN Sudimara punya sejarah kelam terkait tragedi kecelakaan memilukan. Dalam kecelakaan maut di Bintaro pada Senin, 19 Oktober 1987, Stasiun Sudimara menjadi titik pemberangkatan terakhir KA lokal 225 Rangkasbitung-Jakarta Kota sebelum bertabrakan dengan KA Patas tujuan Merak.

Pada tragedi berdarah itu, 2 kereta api yakni kereta api ekonomi patas KA 220 jurusan Tanah Abang-Merak dan kereta api ekonomi cepat KA 225 jurusan Rangkasbitung-Tanah Abang saling bertabrakan. Akibatnya, sebanyak 139 penumpang tewas dan ratusan lainnya terluka.

Kala itu memang rel kereta api dari Stasiun Tanah Abang hingga Stasiun Rangkasbitung masih satu jalur, sehingga membuat 'si ular besi' harus bergantian melintasinya.

BACA JUGA:

Ini Dugaan Penyebab KA Turangga Tabrakan dengan Commuterline Bandung Raya 

Puluhan tahun pasca-kecelakaan paling diingat itu, Presiden RI baru menggagas proyek double track lintas Stasiun Sudimara pada 4 Juli 2007.

Saat ini Stasiun Sudimara memiliki 3 jalur dengan KRL line rute Tanah Abang-Serpong-Maja dan kereta api lokal Patas Merak, sebagai tempat awal bepergian maupun perhentian.

Selain itu, terdapat kereta ekonomi lain yang melintas langsung melewati Stasiun Sudimara yaitu Rangkas Jaya (Tanah Abang-rangkasbitung), Kalimaya (Tanah Abang-Merak), Krakatau (Merak-Madiun), dan kereta barang.

Sejarah Stasiun Sudimara

Mengutip laman KAI, Stasiun Sudimara adalah stasiun kereta api kelas III, terletak di Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan.

 BACA JUGA:

Awal mula dibangun oleh Burgerlijke Openbare Werken/BOW (kini Kementerian PU) berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Jenderal yang dimuat dalam Lembaran Negara (Staatsblad) Nomor 180 tanggal 15 Juli 1896.

Dalam proyek ini, jalur yang dibangun BOW Batavia meliputi Zuid-Duri, dengan cabang menuju Tangerang dan Duri-Tanah Abang-Sudimara-Rangkasbitung-Merak-Anyer Kidul. Pemberhentian Sudimara (Stopplaats) dibuka bersamaan dengan pembukaan jalur Tanah Abang-Rangkasbitung pada 1 Oktober 1899.

Awalnya Stasiun Sudimara memiliki 4 jalur, dengan jalur 2 merupakan jalur lurus. Jalur 2 dan 3 biasanya digunakan untuk lalu lintas kereta api dan perlintasan, sedangkan jalur 1 terkadang digunakan untuk menyimpan atau menstabilkan jalur gerbong barang.

Namun, diperkirakan pada awal era 1990-an, rel di Stasiun Sudimara berubah hanya dengan 3 jalur, serta posisi jalur yang diubah.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya