Badan amal tersebut mengatakan anak-anak hampir tujuh kali lebih mungkin meninggal akibat luka ledakan dibandingkan orang dewasa karena mereka lebih rentan dan sensitif terhadap cedera. “Tengkorak mereka masih belum sepenuhnya terbentuk, dan otot-otot mereka yang belum berkembang kurang memberikan perlindungan, sehingga ledakan lebih mungkin merobek organ-organ di perut mereka, bahkan ketika tidak ada kerusakan yang terlihat,” kata Lee.
“Jika komunitas internasional tidak mengambil tindakan untuk menegakkan tanggung jawab mereka berdasarkan Hukum Humaniter Internasional dan mencegah kejahatan paling serius yang menjadi perhatian internasional, sejarah akan dan harus menghakimi kita semua,” tambahnya.
“Hanya gencatan senjata yang pasti yang akan mengakhiri pembunuhan dan pencederaan warga sipil dan akan memungkinkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan untuk mencapai Gaza, termasuk obat-obatan penting untuk anak-anak yang terluka,” ujarnya.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak menargetkan warga sipil dan bahwa kelompok teror Hamas menggunakan infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit, sebagai perisai atas serangannya terhadap Israel.
Kementerian Kesehatan Palestina yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan pada Minggu (7/1/2024) bahwa setidaknya 22.835 warga Palestina telah terbunuh dan setidaknya 58.416 orang terluka di Gaza sejak 7 Oktober. Setidaknya 113 orang telah tewas dan setidaknya 250 orang terluka akibat serangan selama 24 jam terakhir.
CNN tidak dapat memverifikasi secara independen angka-angka yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
(Susi Susanti)