GAZA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah mengatakan beberapa 'kebohongan' terkait perang yang terjadi antara Israel dengan Hamas di Gaza, Palestina.
Melansir News Click, kebohongan yang diucapkan Biden dilakukan untuk membelokkan fakta dan melindungi seseorang. Tentu hal ini jika dikaitkan dengan kenyamanan berpolitik Biden, keberanian moral tidak dapat dikesampingkan.
Berikut 4 kebohongan yang dikatakan Joe Biden, terkait Gaza-Palestina.
1. Serangan Rudal Israel ke Gereja Baptis dan Rumah Sakit Gaza
Kebohongan kecil atau white lie sering diucapkan oleh Biden. Salah satu kebohongan kecil yang ia lakukan yakni terkait seranga rudal Israel ke Gereja Baptis di Gaza pada Oktober 2023 lalu. Insiden tersebut menewaskan 500 orang.
Biden yakin ia tidak berada dalam masalah, karena kejahatan tingkat platinum jarang sekali diselidiki. Walaupun demikian, akan ada pengadilan tinggi yang akan mengusut kasus tersebut.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, telah menyusun kata-kata yang akan disampaikan Biden, agar lebih berhati-hati dalam menyampaikan pidatonya.
Sementara juru bicara NSC Gedung Putih, Adrienne Watson mengatakan, bahwa pihaknya terus mengumpulkan informasi, memberi penilaian atas analisis udara, penyadapan, dan sumber terbuka. Tentu Israel tidak bertanggung jawab atas ledakan di rumah sakit Gaza.
2. Melihat Foto Anak-Anak Israel Yang Dipenggal
Melansir Middle East Eye, Biden mengklaim bahwa ia melihat foto anak-anak yang dipenggal setelah Israel menghadapi serangan pada Rabu, 11 Oktober 2023.
Klaim yang diberikan Biden belum terverifikasi kebenarannya. Namun klaim tersebut telah viral beberapa hari setelah serangan tersebut.
Juru Bicara Gedung Putih klarifikasi, bahwa Biden sebenarnya belum melihat foto anak-anak yang dipenggal. Diduga Biden membuat komentar tersebut berdasarkan dugaan kekejian yang diklaim oleh juru bicara Perdana Menteri Israel, Netanyahu.
3. Pembantaian dan Pemerkosaan Kaum Muda di Festival Musik
7 Oktober 2023, para pejuang Palestina menerobos masuk pembatas yang memisahkan Gaza dan Israel.
Mereka memasuki beberapa desa, kota, dan festival musik dan melakukan penyerangan. Penyerangan dimulai pada pukul 6.30 pagi.
Insiden tersebut menewaskan ratusan Israel, Korban tewas yang telah teridentifikasi sebanyak 260 orang.
Pada Selasa, 10 Oktober 2023, Biden mengatakan bahwa ada korban Israel yang diperkosa, diserang, dan diarak seperti piala. Beberapa diantaranya tewas atau dibawa kembali ke Gaza sebagai tawanan.
Klaim terkait pemerkosaan belum dibuktikan oleh Israel dan kelompok Hak Asasi Manusia (HAM).
Klaim tersebut telah dicabut dan mengeluarkan pernyataan jika laporan tersebut belum bisa dibuktikan.
4. Teroris Menargetkan dan Membunuh Warga Sipil Secara Sengaja
Pada Selasa, 10 Oktober 2023, Biden berusaha membela pemboman Israel di Gaza. Ia memberi klaim bahwa Israel tidak menargetkan jurnalis dan warga sipil.
Lantas klaim yang diberikan Biden ditentang PBB. Hal ini dibuktikan dengan bangunan tempat tinggal dan sekolah yang dikelola PBB dibom.
Komisi Penyelidikan Independen PBB memberi pernyataan, bahwa sudah banyak bukti bahwa kejahatan perang telah dilakukan.
Tidak lama setelah insiden pemboman, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant mengatakan bahwa telah melakukan pengepungan total di Jalur Gaza. Semua fasilitas ditutup dan memerangi 'hewan dan manusia'.
Blokade yang dilakukan Yoav belum tentu kejahatan perang. Namun tindakannya yang dinilai tidak manusiawi dan menjadi taktik perang merupakan pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa.
(Susi Susanti)