Namun, acara tidak lantas berakhir ketika Atikoh menerima cinderamata. Sebab, eks wartawan itu malah diminta panitia acara untuk bernyanyi dengan diiringi gitar.
Atikoh mengatakan, angklung menjadi alat musik yang berfilosofi tinggi, karena baru berirama saat dimainkan bersama. Artinya, kata dia, angklung mengajarkan rakyat arti kebersamaan dengan mengedepankan toleransi agar tercipta kesempurnaan.
"Jadi kalau kita lihat filosofi angklung sendiri luar biasa sekali. Bagaimana kita, kalau bunyinya cuma satu not itu enggak akan muncul keindahan, tetapi dengan imperfection itu bisa menciptakan perfection dengan kita bersatu menjadi satu, bisa memahami perbedaan, toleransi, itulah kebhinekaan," kata Atikoh.
Ia merasa bersyukur seribu orang mau kompak menggerakkan angklung di Lapangan Merdeka Kota Gajah agar tercipta harmoni.
"Ini juga luar biasa tadi kami juga main angklung sama-sama, hampir 1.000 orang yang mana mayoritas baru pertama kali main angklung, tetapi ternyata tercipta harmoni," kata dia.
(Arief Setyadi )