JAKARTA - 'Choke Point' merupakan titik 'kemacetan' alami di sepanjang dua jalur navigasi yang lebih luas dan krusial.
Mengacu Marine Insight, pada dasarnya choke point merupakan jalur pelayaran sempit dengan lalu lintas tinggi. Jalur ini sangat penting untuk perdagangan global karena strategis.
Indonesia memiliki 3 choke point, di antaranya Selat Malaka, Selat Sunda, dan Selat Makassar. Ketiga selat ini juga telah menjadi poros maritim dunia.
Berikut penjelasan mengenai 3 choke point di Indonesia.
1. Selat Malaka
Selat Malaka merupakan jalur pelayaran tersibuk dan rawan di Asia. Selat ini membentang antara Semenanjung Malaysia dan pulau Sumatera sepanjang 930km.
Selat ini dinamai demikian setelah Kesultanan Malaka memerintah antara 1400 dan 1511. Pusat administrasi terletak di Malaka, Malaysia.
Dikatakan salah satu jalur maritim terpenting di dunia karena menjadi jalur perekonomian yang strategis dengan lalu lintas terpadat.
Selat Malaka menghubungkan perekonomian negara-negara Asia. Negara tersebut antara lain India, Thailand, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Vietnam, China, Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan (Korsel).
Tidak hanya strategis dan padat, selat ini menjadi wilayah paling rawan di dunia. Hal ini dikarenakan insiden pembajakan yang telah menjadi ancaman pemilik kapal dan pelaut yang melintas.
2. Selat Sunda
Melansir sumber lain, Selat Sunda adalah selat penghubung pulau Jawa dan Sumatera, serta Laut Jawa dengan Samudera Hindia. Selat ini berada di bagian selatan Lampung dan bagian barat Banten.
Sama halnya dengan Selat Malaka, selat ini menjadi salah satu jalur pelayaran terpenting di sektor perekonomian. Hal ini dikarenakan menjadi salah satu dari dua lintasan utama yang mengalir dari Laut Tiongkok Selatan menuju Samudra Hindia.
Lebar Selat Sunda hanya sekitar 30km dan luasnya lebih kecil dari Selat Malaka, menjadikan selat ini sedikit lebih aman dari hadangan bajak laut.
Walaupun demikian, bahaya pada Selat Sunda ini yakni banyaknya batu karang dan luas selat yang sempit.
3. Selat Makassar
Selat Makassar berlokasi di antara Kalimantan dan Sulawesi. Selat ini masuk dalam wilayah tektonik kompleks tepi Lempeng Eurasia.
Dibandingkan dengan perairan lainnya, Selat Makassar lebih subur yang terjadi sepanjang tahun, baik musim barat maupun musim timur.
Adanya curah hujan yang cukup tinggi, menimbulkan limpasan air dari daratan Kalimantan maupun Sulawesi dalam jumlah besar. Pada musim timur, penyuburan terjadi karena adanya penaikan massa air.
(Susi Susanti)