Dia juga menegaskan bahwa tekanan militer yang berkelanjutan tetap penting. “Mereka hanya berbicara kepada kami jika mereka menginginkan sesuatu,” lanjutnya.
“Saat kami memberi mereka gencatan senjata tanpa imbalan, mereka tidak mau berbicara dengan kami,” ujarnya.
Dia menegaskan bahwa tekanan militer sangat penting untuk membebaskan lebih banyak sandera.
Sebagai tanggapan, Juru Bicara IDF Daniel Hagari mengatakan para sandera tidak dibunuh oleh pasukan Israel. “Ini adalah kebohongan Hamas,” katanya dalam sebuah pernyataan.
"Gedung tempat mereka ditahan bukanlah target,” lanjutnya.
Seperti diketahui, Argamani, Svirsky dan sandera ketiga yang disebutkan dalam video tersebut termasuk di antara 240 orang yang diculik oleh militan dalam serangkaian serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober.
Sekitar 1.300 orang, sebagian besar warga sipil, juga tewas dalam serangan tersebut. Sekitar 132 sandera masih ditahan di Gaza.
Serangan tersebut memicu pemboman intensif Israel di Gaza, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 24.000 orang, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Para pejabat Palestina mengatakan bahwa 85% penduduk Gaza telah mengungsi. Meskipun semakin banyak bantuan yang masuk ke Gaza, kepala kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan situasi ini sebagai situasi yang tidak dapat ditoleransi.
Pasukan Israel terus mengebom sasaran di Jalur Gaza pada Senin (15/1/2024), dan bentrok dengan militan di wilayah selatan dan tengah.
Gallant mengatakan bahwa fase intensif operasi melawan Hamas akan segera berakhir di Gaza selatan.
(Susi Susanti)