GAZA – Hamas telah mengeluarkan video baru yang dimaksudkan untuk menunjukkan mayat dua sandera Israel yang diklaim tewas karena serangan udara di Gaza.
Hal ini terjadi sehari setelah Hamas merilis video lain yang memperlihatkan para sandera ketika mereka masih hidup, namun memperingatkan bahwa mereka bisa mati jika Israel terus melakukan pemboman.
Video yang dirilis pada Senin (15/1/2024) menunjukkan seorang wanita bernama Noa Argamani, berbicara di bawah tekanan dan mengatakan bahwa dua pria yang bersamanya telah dibunuh di tempat penyanderaan
Dia mengatakan orang-orang tersebut, salah satunya diidentifikasi sebagai Itay Svirsky, 38 tahun, dibunuh oleh serangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Dia menambahkan bahwa mereka terkubur di bawah reruntuhan setelah serangan tersebut, namun pejuang Hamas telah berhasil menyelamatkan hidupnya. Tidak jelas kapan video itu diambil.
Video yang dirilis oleh Hamas pada Minggu (14/1/2024) menunjukkan Argamani, 26 tahun, bersama dengan dua pria tersebut ketika mereka masih hidup. Mereka mendesak pemerintah Israel untuk menghentikan serangannya dan melakukan pembebasan mereka.
Rekaman itu diakhiri dengan keterangan: "Besok (Senin) kami akan menginformasikan nasib mereka."
Israel membantah bahwa mereka dibunuh oleh serangan tersebut. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.menuduh para militan melakukan “pelecehan psikologis”.
"Hamas dipukuli habis-habisan oleh pasukan Israel, yang tersisa bagi mereka adalah menyerang saraf sensitif masyarakat Israel melalui pelecehan psikologis terhadap anggota keluarga (Israel),” terangnya.
Dia juga menegaskan bahwa tekanan militer yang berkelanjutan tetap penting. “Mereka hanya berbicara kepada kami jika mereka menginginkan sesuatu,” lanjutnya.
“Saat kami memberi mereka gencatan senjata tanpa imbalan, mereka tidak mau berbicara dengan kami,” ujarnya.
Dia menegaskan bahwa tekanan militer sangat penting untuk membebaskan lebih banyak sandera.
Sebagai tanggapan, Juru Bicara IDF Daniel Hagari mengatakan para sandera tidak dibunuh oleh pasukan Israel. “Ini adalah kebohongan Hamas,” katanya dalam sebuah pernyataan.
"Gedung tempat mereka ditahan bukanlah target,” lanjutnya.
Seperti diketahui, Argamani, Svirsky dan sandera ketiga yang disebutkan dalam video tersebut termasuk di antara 240 orang yang diculik oleh militan dalam serangkaian serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober.
Sekitar 1.300 orang, sebagian besar warga sipil, juga tewas dalam serangan tersebut. Sekitar 132 sandera masih ditahan di Gaza.
Serangan tersebut memicu pemboman intensif Israel di Gaza, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 24.000 orang, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Para pejabat Palestina mengatakan bahwa 85% penduduk Gaza telah mengungsi. Meskipun semakin banyak bantuan yang masuk ke Gaza, kepala kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan situasi ini sebagai situasi yang tidak dapat ditoleransi.
Pasukan Israel terus mengebom sasaran di Jalur Gaza pada Senin (15/1/2024), dan bentrok dengan militan di wilayah selatan dan tengah.
Gallant mengatakan bahwa fase intensif operasi melawan Hamas akan segera berakhir di Gaza selatan.
(Susi Susanti)