Kelompok Houthi mulai menyerang kapal dagang pada November lalu, dengan mengatakan bahwa mereka menanggapi operasi militer Israel di Gaza.
Pada Minggu (14/1/2024), AS mengatakan telah menembak jatuh sebuah rudal yang ditembakkan ke salah satu kapal perangnya dari wilayah Houthi di Yaman.
Sehari kemudian, kelompok itu mengatakan mereka telah melakukan serangan rudal balistik terhadap kapal kargo milik Amerika di Teluk Aden.
Laut Merah menghubungkan Samudera Hindia ke Laut Tengah melalui Terusan Suez, namun beberapa perusahaan pelayaran telah mengumumkan bahwa mereka kini mengalihkan rute melintasi Tanjung Harapan untuk mencapai Eropa.
Menurut Wall Street Journal, Perusahaan raksasa minyak Inggris Shell pada hari Selasa menjadi perusahaan terbaru yang menangguhkan semua pengirimannya melalui Laut Merah tanpa batas waktu.
AS mengatakan pada Selasa (16/1/2024) bahwa mereka telah menyita senjata canggih Iran yang diangkut ke Houthi. Operasi itu berlangsung lima hari lalu.
Materi yang ditemukan di kapal layar termasuk komponen rudal balistik dan jelajah, di antaranya hulu ledak dan sistem panduan. Suku cadang peralatan pertahanan udara juga disita.
Militer AS mengatakan analisis awal menunjukkan bahwa Houthi telah menggunakan jenis senjata yang sama dalam serangan terhadap kapal komersial di Laut Merah.
“Ini adalah penyitaan pertama senjata konvensional canggih (ACW) mematikan yang dipasok Iran kepada Houthi sejak awal serangan Houthi terhadap kapal dagang pada bulan November,” kata Komando Pusat AS dalam sebuah pernyataan.
Komando Pusat juga mengatakan pencarian terus dilakukan untuk menemukan dua anggota Navy Seal yang hilang di laut selama operasi tersebut.
Sementara itu, Iran membantah berada di balik kemampuan rudal Houthi.
(Susi Susanti)