“Jadi intinya kasih mereka kesempatan berkembang melalui regulasi, melalui kebijakan. Kasih kebijakan bunga 0, terus pendampingan. Satu pendamping mungkin 5 UMKM, jadi mereka bisa tumbuh. Sudah tumbuh, ya dilepas. Yang belum tumbuh kita dampingi terus sampai mereka berhasil,” sambungnya.
Karena itu, HT menyebut, hal ini bisa terwujud jika dirinya bisa turut duduk di bangku legislatif, untuk ikut serta dan berjuang dalam membuat kebijakan yang menguntungkan rakyat, termasuk para pelaku UMKM.
“Sederhana. Ini hanya bisa kalau ada di dalam. Kalau mengkritik aja ya percuma. Nggak ada gunanya. Capek mulutnya. Harus di dalam berjuang,” ungkapnya.
“Makanya saya kalau milih kader yang punya kapasitas, dan berani bicara. Kalau ngerti tok, nggak ngerti bicara, ya nggak bisa ngerubah. Harus berani bicara memperjuangkan rakyat,” tegasnya lagi.
Usai memberi wejangan-wejangan tersebut, HT lantas menyapa gerombolan ibu-ibu yang turut antusias ingin berfoto dengannya. Bahkan, ia mendapatkan cedera mata berupa selendang dan blangkon motif Baduy, khas Banten.
Usai gerombolan ibu-ibu tersebut menaiki bis masing-masing, HT lantas masih setia berdiri di seberang jalan sambil melambaikan tangan dan melempar senyum ramahnya ke arah bis yang mulai pergi meninggalkan lokasi.
(Awaludin)