Arti Swing Voters dalam Pemilu dan Perbedaannya dengan Undecided Voters

Rina Anggraeni, Jurnalis
Rabu 24 Januari 2024 08:03 WIB
Ilustrasi pemilu (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Arti swing voters dalam Pemilu dan perbedaannya dengan undecided voters ini menjadi salah satu istilah saat pemilihan pemimpin secara demokrasi.

Dalam setiap siklus pemilu, ada beragam peserta atau masyarakat yang menjadi pemilih dalam memberikan suaranya pada pasangan calon.

Beberapa karakter ini terbagi dua yakni swing voters dan undecided voters. Lantas apa artinya?

Ternyata ini arti swing voters dalam Pemilu dan perbedaannya dengan undecided voters:

Mengutip laman resmi Kominfo, swing voters merupakan pemilih yang masih gamang terhadap pilihan politiknya. Biasanya, hal ini dikarenakan swing voters adalah pemilih yang mengedepankan rasionalitas.

Sebagai contoh, seseorang yang pada pemilu sebelumnya mendukung partai X, tetapi pada pemilu mendatang dapat berubah mendukung partai Y. Dalam praktiknya, swing voters akan melihat kualitas kandidat yang akan bertarung melalui program, visi misi, serta janji-janjinya dalam pemilu.

Artinya swing voters menjadi kelompok yang sulit untuk diprediksi pilihannya karena mereka tidak memiliki fanatisme terhadap salah satu afiliasi politik.

Sedangkan undecided voters adalah Pemilih yang ragu-ragu cenderung berusia lebih muda, memiliki tingkat pendidikan lebih rendah, dan pendapatan rumah tangga lebih rendah dibandingkan pemilih Partai Demokrat dan Republik.

Para pemilih yang belum mengambil keputusan juga kurang tertarik pada politik dan sebagian besar ragu-ragu terhadap partai Demokrat dan Republik.

Dalam hal kebijakan, para pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided vote) tidak disatukan oleh kesamaan posisi terhadap isu-isu sosial dan ekonomi.

Sebaliknya, mereka mempunyai banyak kombinasi preferensi kebijakan yang berbeda, sehingga sulit untuk menentukan apa yang mereka inginkan dari politik.

Reformasi seperti pemungutan suara fusion atau perwakilan proporsional dapat memungkinkan munculnya partai-partai baru yang dapat menemukan cara untuk melibatkan dan memberikan keterwakilan yang lebih baik bagi para pemilih tersebut.

Perubahan itu terkait perilaku pemilih Indonesia yang sebelumnya berbasis aliran ideologi partai politik menjadi berbasis pada figur individu. Identifikasi terhadap partai politik cenderung semakin menurun.

(Rina Anggraeni)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya