YOGYAKARTA - Diskusi mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) terhadap civitas akademika yang lain seperti rektor, dosen dan guru besar, ditolak oleh rektorat. Bahkan gerakan ajakan diskusi tersebut dibubarkan oleh rektorat dengan alasan tidak mengantongi izin dari rektorat.
Pihak rektorat UNY sendiri menyatakan tak akan memberi pernyataan sikap seperti kampus-kampus lain. Mereka mengklaim tidak ada tekanan apapun dari luar berkaitan dengan sikap mereka terhadap perkembangan demokrasi terkini.
Sebelumnya acara dimulai, berkembang pesan poster berantai di media sosial berisi tentang "Seruan Konsolidasi: Mengundang Dosen, Mahasiswa, dan Seluruh Sivitas Akademika UNY. Sadarkan Rakyat dari Pesta Demokrasi yang Dinodai secara Terang-terangan". Acara sedianya digelar di Teras Rektorat UNY, Selasa (6/2) siang.
Namun, acara tersebut batal karena dibubarkan pihak kampus. Sempat ada diskusi antara perwakilan mahasiswa dengan pihak rektorat. Dan akhirnya acara tersebut tidak bisa dilaksanakan dengan alasan tidak ada izin.
Mahasiswa koordinator acara Farras Raihan, menjelaskan kegiatan itu bukan demonstrasi atau pembacaan pernyataan sikap, melainkan diskusi. Pihaknya berencana mengajak para dosen dan guru besar untuk segera bersuara berkaitan dengan situasi terkini demokrasi di tanah air.
"Kami mengajak dosen dan guru besar yang ilmunya pasti jauh di atas kami untuk turut berdiskusi. Harapannya bagaimana UNY menyikapi situasi demokrasi saat ini dan menyatakan keberpihakannya," kata Ketua BEM UNY ini.
Kendati demikian, ia menjelaskan pihak rektorat ternyata tak memberi izin kegiatan tersebut. Kegiatan dibolehkan tapi harus Kegiatan dibolehkan tapi harus berada di luar area kampus UNY.
Pihak mahasiswa sebenarnya sudah mengajukan surat permohonan atau izin sehari sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan. Namun justru ada semacam intimidasi oleh oknum dosen dengan menebar ancaman di salah satu WA Group kampus tersebut.
"Kami mendapat tekanan-tekanan untuk tidak menggelar kegiatan ini, bahkan ada dosen yang menyatakan akan memberi sanksi ke mahasiswa yang ikut," tutur Farras sambil menunjukkan tangkapan layar di grup percakapan soal ancaman itu.