Dalam sebuah pernyataan, UNRWA mengatakan pihaknya telah mengosongkan markas besarnya pada 12 Oktober, lima hari setelah perang dimulai, dan oleh karena itu “tidak dapat mengonfirmasi atau mengomentari” temuan Israel tersebut.
“UNRWA … tidak memiliki keahlian militer dan keamanan maupun kapasitas untuk melakukan inspeksi militer terhadap apa yang ada atau mungkin berada di wilayahnya,” kata pernyataan itu.
“Di masa lalu, setiap kali (sebuah) lubang yang mencurigakan ditemukan di dekat atau di bawah lokasi UNRWA, surat protes segera diajukan kepada pihak-pihak yang berkonflik, termasuk otoritas de facto di Gaza (Hamas) dan otoritas Israel.”
Para pendukung UNRWA mengatakan UNRWA adalah satu-satunya lembaga yang mempunyai sarana untuk membantu warga Palestina yang mengalami kesulitan kemanusiaan yang semakin parah. Israel mengatakan badan tersebut "dilubangi oleh Hamas" dan harus diganti. Hamas membantah beroperasi di fasilitas sipil.
"Kami tahu mereka (Hamas) punya orang-orang yang bekerja di UNRWA. Kami ingin setiap organisasi internasional bekerja di Gaza. Itu tidak menjadi masalah. Masalah kami adalah Hamas," kata Ido kepada wartawan.