YOGYAKARTA - Selain mahasiswa dan aktivis demokrasi, para guru besar sejumlah universitas di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turut turun ke jalan. Mereka menyuarakan kegundahan tentang pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai semakin ugal-ugalan merusak demokrasi di tanah air.
Salah satunya adalah Masduki, seorang guru besar komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII). Berpakaian putih bercelena cokelat, Masduki nampak turut naik ke mobil pick up dan melakukan orasi yang membakar semangat para peserta demonstrasi.
Masduki mengatakan, saat adalah musim gugur demokrasi. Di mana sudah tidak ada lagi aktivitas demokrasi, akdemisi termasuk guru besar yang bisa menyuarakan seruan moral tanpa tekanan.
"Sekarang krisis intelektual 1-2 bulan, banyak dosen mengajar namun intelektualnya sedikit. Di mana sangat sedikit intelektual yang bersedia bersama mahasiswa menyuarakan kritik otoriterisme dan rezim oligarki Jokowi, " ujarnya dalam orasi yang disampaikan.
Ciri-ciri musim gugur adalah adanya ketamakan kekuasaan yang dilakukan oleh penguasa saat ini. Di mana penguasa melakukan ilfiltrasi dan intervensi terhadap produk hukum di pengadilan.
Jika musim gugur ini dibiarkan maka akan semakin cepat musim datang musim dingin. Di mana masyarakat sudah tidak bisa lagi dengan leluasa menikmati sinar matahari. Jikapun ada sinar matahari maka sifatnya hanya sebentar.
"Rakyat dibiarkan di dalam rumah tanpa menikmati kebebasan berekspresi," tambahnya.