GAZA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkhawatirkan keselamatan 130 pasien di rumah sakit (RS) Nasser di Gaza, yang dinyatakan tidak berfungsi setelah serangan Israel.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut telah memimpin dua misi untuk memindahkan 32 warga Palestina yang sakit kritis dari kompleks di Khan Younis.
Dilaporkan bahwa tidak ada listrik atau air bersih, dan limbah medis serta sampah menimbulkan risiko penyakit.
Israel mengatakan pasukannya mengirimkan bantuan untuk memastikan rumah sakit tetap berfungsi sementara mereka bertindak melawan Hamas.
Menurut militer Israel, mereka telah menahan ratusan “teroris” dan menemukan senjata serta obat-obatan yang ditujukan untuk sandera Israel yang ditahan oleh Hamas sejak memasuki fasilitas tersebut pada Kamis (15/2/2024) lalu.
Hamas, yang dilarang sebagai organisasi teroris oleh Israel, Inggris dan negara-negara lain, membantah tuduhan bahwa para pejuangnya menggunakan rumah sakit untuk berlindung, dan mengatakan bahwa hal tersebut digunakan sebagai dalih untuk menghancurkan sistem layanan kesehatan Gaza.
Hanya 11 dari 36 rumah sakit di wilayah Palestina yang masih berfungsi sebagian setelah empat bulan konflik, sementara tiga rumah sakit berfungsi dengan kapasitas minimal.
WHO mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa stafnya telah memimpin dua misi berisiko tinggi pada Minggu (18/2/2024) dan Senin (19/2/2024) untuk memindahkan 23 pasien kritis, termasuk dua anak-anak, dari Kompleks Medis Nasser dan menyediakan pasokan obat-obatan dan makanan.
Empat ambulans Bulan Sabit Merah Palestina mengangkut pasien ke rumah sakit Eropa di Khan Younis, rumah sakit al-Aqsa di pusat kota Deir al-Balah, dan tiga rumah sakit lapangan di kota Rafah di selatan.