“Banyak insiden pemerkosaan terjadi secara kolektif, dengan kolaborasi di antara para pelaku teroris,” kata laporan itu.
“Dalam beberapa kasus, pemerkosaan dilakukan di depan audiens, seperti pasangan, keluarga, atau teman, untuk menambah rasa sakit dan penghinaan bagi semua yang hadir,” lanjutnya.
“Beberapa anggota Hamas mengejar korban yang lolos dari pembantaian tersebut, menyeret rambut mereka sambil berteriak. Mayoritas korban kemudian dibunuh selama atau setelah serangan seksual tersebut,” tambahnya.
Laporan tersebut juga mengutip berbagai sumber yang mengindikasikan bahwa banyak tubuh korban ditemukan dalam keadaan dimutilasi dan diikat, organ seksualnya diserang secara brutal, dan dalam beberapa kasus, senjata dimasukkan ke organ wanita.
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa terdapat gambaran yang jelas tentang pola tindakan serupa yang terulang di setiap zona serangan. Seperti festival Nova, rumah-rumah di kibbutzim dan desa-desa dekat perbatasan Gaza, serta pangkalan militer Israel.
Beberapa penyintas festival Nova melaporkan kasus pemerkosaan berkelompok, di mana perempuan dianiaya dan ditangani oleh beberapa teroris yang memukul, melukai, dan akhirnya membunuh mereka.
Petugas pertolongan pertama dan sukarelawan pengumpul jenazah yang pergi ke komunitas perbatasan menyaksikan tanda-tanda kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak perempuan, begitu pula mereka yang mengidentifikasi jenazah tentara perempuan yang dibunuh di pangkalan.
Laporan tersebut juga memperingatkan bahwa informasi dari para sandera yang dibebaskan menunjukkan bahwa pelecehan terus berlanjut di dalam tahanan. Hamas langsung membantah tuduhan ini.
Sementara itu, pada Senin (19/2/2023), beberapa pakar independen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan pernyataan yang menyatakan keprihatinan atas laporan kekerasan yang dilakukan pasukan Israel terhadap perempuan dan anak perempuan Palestina di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
Mereka mengatakan tuduhan yang dapat dipercaya tersebut mencakup bahwa perempuan dan anak perempuan telah dibunuh di luar proses hukum di Gaza, dan bahwa orang lain yang ditahan di Gaza dan Tepi Barat telah menjadi sasaran berbagai bentuk kekerasan seksual.
Israel menolak tuduhan tersebut dan menganggapnya tercela dan tidak berdasar.
(Susi Susanti)