3 Alasan Israel Ingin Bunuh Semua Etnis Palestina Sampai Habis

Maria Regina Sekar Arum, Jurnalis
Jum'at 23 Februari 2024 17:34 WIB
5 alasan Israel ingin bunuh semua etnis Palestina sampai habis (Foto: Reuters)
Share :

2. Hukuman kolektif bagi rakyat Palestina

Pada pertemuan puncak perdamaian di Kairo baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyatakan bahwa serangan tanggal 7 Oktober adalah sebuah kekosongan: “Semua penderitaan dalam beberapa minggu terakhir penderitaan yang membawa kita ke sini hari ini mempunyai nama. Hamas telah melakukan teror yang mengerikan terhadap Israel pada hari ini. 7 Oktober 2023 dan melakukan kejahatan yang mengerikan."

Sejak itu, Amerika Serikat menentang resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan jeda kemanusiaan untuk memungkinkan pengiriman bantuan penyelamatan jiwa ke Gaza. Seperti yang dikatakan Menteri Luar Negeri AS Blinken, "Kita tidak bisa memprediksi apa yang akan dilakukan Israel."

Pola pikir terkemuka ini telah menyebabkan beberapa politisi Barat secara terbuka mendukung kejahatan Israel terhadap kemanusiaan. Pemimpin oposisi Inggris Keir Starmer sangat mendukung hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina. Israel mempunyai hak untuk memutus pasokan makanan, air, dan listrik kepada 2,4 juta orang sebagai respons terhadap serangan Hamas.

3. Israel memiliki kekuatan jauh lebih besar

Sayap militer Hamas harus dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan perangnya, namun Israel terutama bertanggung jawab atas konteks dimana kejahatan tersebut dilakukan.

Israel dibangun atas dasar pengusiran massal warga Palestina , yang sebagian besar menjadi pengungsi di Jalur Gaza . Sejak tahun 1948 Israel terus menerus mengusir warga Palestina dari sisa tanah yang mereka tinggalkan, dan menerapkan rezim apartheid dalam melakukan hal tersebut.

Keyakinan bahwa kebenaran terletak di tengah-tengah membenarkan sikap apatis dan menutupi penyesalan moral. Entah bagaimana, kegagalan untuk mengambil sikap dipandang sebagai suatu kebajikan. Hal ini memungkinkan terjadinya perang yang secara keliru disebut sebagai perang antara Israel dan Hamas. Faktanya, Kantor Hak Asasi Manusia PBB menggambarkan apa yang terjadi di Gaza sebagai pembersihan etnis, sebuah situasi yang tidak dapat dibesar-besarkan dengan adanya penganiayaan terhadap orang Yahudi selama berabad-abad dan kejahatan perang yang dilakukan pada tanggal 7 Oktober 2023.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya