Kesepakatan ini akan menghasilkan perpanjangan gencatan senjata pertama dalam perang tersebut, yang sejauh ini telah berlangsung selama lima bulan dan hanya jeda selama seminggu pada bulan November. Puluhan sandera yang ditahan oleh militan akan dibebaskan dengan imbalan ratusan tahanan Palestina.
Bantuan akan ditingkatkan untuk warga Gaza yang berada di ambang kelaparan. Pertempuran akan berhenti pada waktunya untuk mencegah serangan besar-besaran Israel yang direncanakan di Rafah, di mana lebih dari separuh dari 2,3 juta penduduk Gaza dikurung di pagar perbatasan selatan yang berbatasan dengan Mesir. Pasukan Israel akan mundur dari beberapa daerah dan membiarkan warga Gaza kembali ke rumah-rumah yang ditinggalkan.
Namun usulan tersebut tampaknya tidak memenuhi tuntutan utama Hamas untuk mengakhiri perang secara permanen, dan juga menyisakan nasib lebih dari separuh dari 100 sandera yang tersisa. Termasuk pria Israel yang tidak tercakup dalam persyaratan pembebasan perempuan. anak-anak, orang tua dan terluka.
Para mediator Mesir telah menyarankan agar masalah-masalah tersebut dikesampingkan untuk saat ini, dengan jaminan bahwa masalah tersebut akan diselesaikan pada tahap selanjutnya. Sumber Hamas mengatakan kepada Reuters bahwa para militan masih bertahan untuk mendapatkan "paket kesepakatan".
Dalam langkah diplomatik lainnya, anggota kabinet perang Israel Benny Ganz akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Washington pada Selasa (5/3/2024). Sedangkan utusan AS Amos Hochstein mengunjungi Beirut pada Senin (4/3/2024) untuk melakukan upaya meredakan konflik di perbatasan Lebanon-Israel.
(Susi Susanti)