GAZA – Kematian sekitar 117 warga Palestina yang mendekati truk bantuan di Gaza pekan lalu menggambarkan krisis kemanusiaan yang parah di daerah kantong padat penduduk tersebut.
“Kami melihat orang-orang yang kelaparan dan putus asa mendekati truk bantuan hanya untuk mencoba mengamankan makanan bagi keluarga mereka setelah berminggu-minggu hampir tidak ada bantuan yang mencapai Gaza utara dan mereka dihadapkan pada tembakan dan kekacauan,” kata Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris dalam pidatonya, dikutip Reuters.
Dalam komentarnya, Harris memaparkan cara-cara spesifik tentang bagaimana pemerintah Israel dapat mengizinkan lebih banyak bantuan ke Gaza.
“Mereka harus membuka penyeberangan perbatasan baru. Mereka tidak boleh menerapkan pembatasan yang tidak perlu pada pengiriman bantuan. Mereka harus memastikan personel kemanusiaan, lokasi dan konvoi tidak menjadi sasaran, dan mereka harus berupaya memulihkan layanan dasar dan meningkatkan ketertiban di Gaza, sehingga lebih banyak lagi yang bisa dilakukan. makanan, air dan bahan bakar dapat menjangkau mereka yang membutuhkan,” paparnya.
Israel mengatakan pada Minggu (3/3/2024) bahwa peninjauan awal atas insiden tersebut menemukan bahwa sebagian besar korban tewas atau terluka adalah akibat terinjak-injak.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan pasukan Israel di lokasi kejadian pada awalnya hanya melepaskan tembakan peringatan, namun kemudian mereka menembaki beberapa "penjarah" yang mendekati pasukan dan memberikan ancaman langsung.
Sementara itu, Muatasem Salah, anggota Komite Darurat Kementerian Kesehatan di Gaza, mengatakan kepada Reuters bahwa laporan Israel dibantah dengan adanya luka akibat tembakan mesin.